Senin, 27 Agustus 2012

Rumus Bikin Knalpot Racing

Ketika timing camshaft dan periode overlapping meningkat maka kebutuhan akan dimensi leher knalpot yang lebih spesifik menjadi suatu kebutuhan. Cam durasi tinggi akan menyebabkan beberapa hal yang tidak diharapkan pada RPM tertentu, dan desain knalpot yang tepat akan meminimalisir masalah ini. Kita tentu menginginkan exhaust bekerja harmonis dengan noken as, terutama pada kecepatan mesin tinggi, untuk memaksimalkan pelepasan gas buang dari silinder.

Berarti bukan hanya kita harus menghubungkan bibir knalpot memiliki sudut yang pas terhadap porting exhaust, tetapi juga kita harus pandai menentukan diameter dan panjang dengan pas. Tentu saja tempat terbaik untuk melakukan eksperimentasi ini adalah dengan menaikkan motor pada mesin Dynotest. Bagaimanapun juga, ada kemungkinan untuk menghasilkan knalpot sesuai harapan kita jika kita memahami prinsip ‘exhaust tuning’ dan aturan-aturan dasar tentang knalpot ber-performa tinggi.


Ukuran diameter pipa akan membantu kecepatan gas buang melalui knalpot. Diameter pipa yang besar, relative terhadap ukuran silinder, akan menurunkan gas velocity. Karena sebuah mesin akan menciptakan pincak torsi pada kecepatan gas sekitar 75 meter/second maka header pipa knalpot akan mempengaruhi pada RPM berapa puncak torsi akan berada. Jadi pipa knalpot yang lebih besar akan menggeser puncak torsi yang diproduksi mendekati limiter.

Merubah panjang knalpot akan membantu meningkatkan kurva tenaga mesin di sekitar titik torsi maksimum. Menambah panjang pipa knalpot akan meningkatkan area RPM bawah ke- tengah, dan tenaga puncak pada RPM maximum akan terkuras. Pipa yang pendek akan member high-speed power, dengan kompensasi mengurangi tenaga menengah.

Dengan beberapa faktor ini didalam pikiran kita, maka akan menjadi awal penting sebelum memasuki perhitungan. Berikut adalah rumus untuk menentukan panjang pipa knalpot :

L = {( 850 x ET ) / MAX RPM} – 3

L = panjang pipa knalpot yang akan dibuat
ET = Exhaust Timing, kapan klep buang mulai membuka sebelum TMB
MAX RPM = RPM yang dimau untuk mendapatkan puncak tenaga

Contoh :
Jupiter balap saya timing exhaust mulai membuka 80 derajat sebelum TMB , maka perhitungannya adalah
L = {( 850 x 260 ) / 10,000} – 3
L = 19.1 inches = 485 mm

Kemudian kita akan mementukan diameter pipa knalpot yang dibutuhkan =
D = sqrt ( CC / ((L + 3) x 25) ) x 2.1

D adalah diameter pipa yang diinginkan
CC adalah kapasitas silinder
L adalah panjang knalpot

Maka diameter pipa knalpot untuk Jupiter saya adalah :
D = sqrt ( 171 / ((19.1 + 3 ) x 25) ) x 2.1
D = 29 mm

Gampang toh…

Jadi knalpot yang saya butuhkan untuk Jupiter dengan kapasitas 170 cc dan durasi noken as 310 derajat adalah panjang 48,5 cm dengan diameter dalam pipa 2,9 cm agar mesin memproduksi tenaga di 10,000 RPM.

8 komentar:

  1. admin , sqrt tuh apa ?

    BalasHapus
  2. sqrt ga ngerti? akar bro..
    kalo bahasa pemrograman di komputer itu sqrt

    BalasHapus
  3. Mas bro klo untuk motor vixion standar CO udh +10 kira-kira rumus'y gmn ya??

    Mohon pencerahannya....
    Makasih

    BalasHapus
  4. sama saja mas bro..
    ini rumusnya L = {( 850 x ET ) / MAX RPM} – 3

    masukkan saja angka yang diketahui
    tetapi kalau dirundingkan ke tukang knalpot sudah paham pastinya..

    BalasHapus
  5. Mas bro,kemarin udah saya itung2 dan ukur, didapat panjang knalpot motor saya 19.6 inch, lalu saya ukur, kok pendek banget ya mas?? Itu cuma 3/4 ukuran panjang leher knalpot yang biasa saya pakai

    BalasHapus
  6. emang motor apa? udah bner menghitungnya? hehe
    yang pasti semakin pendek leher biasanya putaran bawahnya enak.. tp atasnya ga ngisi haha

    BalasHapus
  7. Kang, untuk tau derajat bukaan exhaust tu gimana?sori ni bukan anak mesin.tapi pengen tau cara itung exhaust motor ninja 2stroke ane.

    BalasHapus
  8. saya lupa bro, ada d google..
    kalau 2 tak itu derajat nya dihitung dari ketinggian lubang dan langkah piston sehingga bisa di convert ke derajat engkol hehe

    BalasHapus