Senin, 05 November 2012

Perhatikan Saat Mengaplikasi CDI Shogun Kebo


Perhatikan Saat Mengaplikasi CDI Shogun Kebo - Sampai sekarang, banyak yang masih latah menggunakan CDI Suzuki Shogun 110. Katanya bebas limiter dan paling simpel. Padahal tidak tahu alasan teknisnya. Perlu diwapadai, asal pakai atau caplok itu bahaya. Walau bebas limiter, tapi pengapian bisa kelewat maju. Piston bisa bolong, karena piston sedang naik, bunga api meletik lebih awal. Akhirnya piston beradu dengan ledakan. Bisa pecah.
sensor timing pengapian
Misalkan CDI Shogun 110 dipasang di Honda Karisma. Ketika putaran menengah ke atas, timing pengapian mencapai 53 sebelum TMA. Sangat advance atau kelewat awal. Piston bisa bolong. Padahal, pengapian Shogun 110 standar, timing terbesar 29 sebelum TMA. Dipakai di Karisma sangat jauh majunya. Untuk itu harus tahu cara kerja dan modifikasinya supaya Karisma bisa pakai CDI Shogun dan aman. Cara kerja CDI Shogun 110 masih analog. Sehingga sangat mudah seting timing pengapian secara mekanis. Mekanik awam juga bisa melakukan.

Derajat timing pengapian bisa diatur lewat panjang pick up pulser. Tonjolan pick up pulser bisa dilihat di mangkuk magnet. Di Shogun panjangnya hanya 14 mm. Kalau Karisma 38 mm. Ketika langsam sampai dengan putaran mesin mencapai 2.500 rpm, timing pengapian hanya 15 sebelum TMA. Angka 15 didapat dari jarak ujung tonjolan belakang pick up sampai posisi pulser 15 mm atau 15.

Pada putaran mesin lebih dari 2.500 rpm, timing pengapian akan bertambah. Yaitu 15° ditambah panjang pick up atau tonjoan Shogun yang 14 mm. Berarti timing jadi 15 + 14 = 29 derajat. Bayangkan kalau dipasang di Karisma yang punya tonjolan pick up 38 mm. Jadinya timing pengapian 15° + 38° = 53° sebelum TMA. Sangat maju sekali dan harus dimodifikasi. Modifikasi tergantung kemauan dari mekanik. Misalkan timing pengapian masih tetap seperti Shogun 110. Maka panjang tonjolan pick up di magnet Karisma harus dipotong,.

Bagian mana pick up yang dipotong? Agar tidak salah kaprah perhatikan arah putaran mesin. Nah, tonjolan yang dipotong atau diratakan bagian depan. Kalau dilihat bagian sebelah kiri. Untuk meratakan tonjolan pick up, bisa menggunakan gerinda. Panjang pemotongan bisa dihitung. Panjang pick up Karisma dikurangi panjang pick up Shogun 110. Jadinya panjang yang dipotong 38-14 mm = 24 mm.
tonjolan magnet
bagian yang dapat diatur untuk timing
Pick up yang di potong bagian depan (kiri). Panjang pick up pulser. Dimodif sesuai derajat di mau. Tapi hanya untuk CDI Analog (kanan) Dengan begitu, timing pangapian akan menjadi 15 + 14 = 29 derajat. Tapi, bagaimana jika pengapian kepingin lebih maju lagi. Seperti CDI racing misalnya jadi 32 mm. 

Sangat gampang sekali. Tinggal dikalkulasi dengan cara sederhana. Timing awal atau langsam 15°, agar jadi 32 tinggal ditambah dari panjang pick up. Jadinya panjang pick up harus dibuat menjadi 17 mm.

Jangan Terbalik
Sebenarnya sayang kalau motor yang baru kembali lagi menggunakan CDI Shogun. Itu bisa dibilang sama seperti kembali lagi ke zaman dulu. Untuk menghilangkan limiter, caranya bisa menggunakan CDI yang unlimiter atau racing. Karena sekarang sudah dijual murah. Bahkan lebih murah dari CDI Shogun standar.

Misalkan CDI Varro yang promosinya unlimiter. Walau kurva pengapian sama dengan standar namun tetap lebih maju dibanding CDI Shogun yang perubahan timingnya hanya sedikit. Yang dimaksud sedikit timingnya hanya 15 di rpm bawah dan 29 lewat dari langsam. Kurvanya akan begitu sampai rpm tinggi. Ini tidak menguntungkan, padahal di motor sekarang bisa berubah setiap 3.000 rpm

Selain itu, juga bisa merusak magnet. Sebab pick up atau tonjolan di magnet harus digerus. Kalau dikembalikkan lagi ke versi standar jadi lebih susah. Tetap CDI racing lebih fleksibel karena bisa diprogram.

Kurva Sederhana
Pada CDI analog, memang susah dibikin beberapa step pengapian. Timingnya hanya terbatas untuk langsam dan putaran tinggi. Seperti CDI Shogun 110. Pada saat langsam, timing pengapian 15 sebelum TMA. Pada putaran menengah dan rpm tinggi stag di 29. Akan turun di rpm lebih dari 11.000. Tidak seperti CDI digital yang banyak dipakai di motor sekarang. Timing pengapian bisa dibuat beberapa step. Bisa diprogram setiap 500 atau bahan 100 rpm bisa dibuat berubah.

Makanya CDI analog ditinggalkan oleh pabrikan motor sekarang. Ciri CDI analog ini pada ukuran pick up pulser, sangat pendek. Seperti Suzuki Shogun 110 punya panjang pick up hanya 14 mm. Berbeda dengan motor yang mengnut CDI sudah digital. Seperti Karisma panjang pick up 38 mm. Yamaha Jupiter-Z atau Mio 57,5 mm. Ini yang membuat bisa diprogram dalam banyak step.

30 komentar:

  1. Kalau untuk satria f magnet ny dipotong berlawanan arah jarum jam atau gimana min?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cara nya sama saja untuk motor dengan magnet d kiri..
      Bagian kiri ditambah, bagian kanan dekat tanda T top dikurangi

      Hapus
  2. Kalo dipasang di satria 2 tak itu tonjolannya sama gak om.. apa harus ditambah.
    Trus diameter ukuran tonjolan shogun itu berapa ya om...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Satria 2 tak panjang 30 mm
      Shogun itu perlu nya 14 mm
      Tentu butuh buang tonjolan

      Nanti Tinggal cari titik timing yg dirasa cocok dengan setting mesin

      Hapus
  3. Puyak saja motor grend apakah kalau ganti cdi itu harus merubah pick up?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tergantung CDI yg dipakai.. selain itu kabel juga penyesuaian lagi

      Hapus
  4. Kalok Vega r 2006 mesin setandar pabrik gimana

    BalasHapus
  5. Kalo cdi shogun 110 di pasang di rotor yang lebih besar gimana bang?apakah pick up pulser nya harus sama atau lebih?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beda diameter rotor tentu beda itungan pick up.. derajat nya sih sama saja

      Hapus
  6. Klo untuk satria 2 tak itu panjang stndr 30mm dipotong 14mm ,itu hanya dikurangi atau ada yg ditambah lgi sebelum atau setelah dipotongnya min

    BalasHapus
    Balasan
    1. Titik timing alias derajat nya yg lebih penting.. salah ga hidup

      Hapus
  7. Om kalo cdi fu ke jupiter z motong tonjolan nya dari depan apa dari belakang om

    BalasHapus
  8. om kalau cdi shogun 110 di pakai ke supra fit new apa aja yg di rubah om?

    BalasHapus
  9. Om mau tanya kalau smash titan pakai CDI shogun kebo. Biar jadi 32derajat itu pakai panjang tonjolanya brp ya om?

    BalasHapus
  10. Klau cdi shogun kebo dipasang pada supra fit lama.yang dirubh apa aja om

    BalasHapus
  11. bos mau tanya..klu pik up gl pro kan 12.pik up shogun 110 kn 14.intinya motor gl pro mau di pasagi cdi brt shogun..trus yg di potong pik upnya gl.blkng bner gk bos.di kurangi 2mm.mksih

    BalasHapus
  12. Kalo d pasang d MTR ATV 500 cc bisa ga om

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa bisa aja asal disesuaikan layaknya standar suzuki sendiri

      Hapus
  13. Ngab buat fu kan 39mm panjangnya 10 derajat sebelum tma brrti yg belakang dipotong 5mm yg depan di potong 19mm? Apakah benar?

    BalasHapus
  14. Kalau 15° itu berapa mm om?

    BalasHapus
  15. om kalau cdi grand kan dari TMA ke awal pengapian kan 10 drajat akhirannya -+30 drajat terus kalo pake cdi shogun berarti geser ke 14 drajat terus potong pickup, geser lagi ke 34 drajat tambah pickup . bisa om?

    BalasHapus
  16. Ini udh di rubah yah panjang pick up nya cb100 ke shogun percikan apinya kurang bnyak dari awalnyaa apakah itu kurang mundur apa kurang maju om apa harus geser ke blakang pick up nyaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Derajat pengapian setting berapa?
      Kalau belum tau, cari dulu.. nanti koreksi maju/mundur setelah didapat nilai awal

      Hapus
  17. Mas mau nanya, motor saya supra 100, cdi shogun kiprok tiger spul viar. Dc fullwave.
    Saya pake magnet bawaan supra 100, berarti pick up pada magnet nya saya harus buat 14 mm ya ? Dan say sudah stroke 55,5 saya mau memajukan timing pengapian nya berarti tonjolan pada magnet didekatkan ke arah tonjolan pulser ya mas ? Kalo di potong depan nya di belakang harus di tambah ya ? Penentunya pake dial

    BalasHapus