Tampilkan postingan dengan label BBM. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label BBM. Tampilkan semua postingan

Senin, 26 September 2022

Perbandingan AFR Reaksi Pembakaran Bensin, LPG, dan DME

Perbandingan AFR Reaksi Pembakaran Bensin, LPG, dan DME - Saat ini bahan bakar minyak (BBM) sedang ramai diperbincangkan. Penyebabnya ialah harga BBM yang kembali naik mengikuti harga minyak dunia. Banyak di masyarakat yang kembali terngiang akan ide menggunakan LPG sebagai bahan bakar. Dari pemerintah sendiri lebih memilih meneruskan riset DME alias gasifikasi batu bara. Tak perlu panjang lebar, berikut ini perhitungan singkat AFR dari ketiga jenis bahan bakar tersebut menurut stoikiometri unsur dan massa atom relatif.

1. 100% Oktana
Asumsi bensin yang digunakan ialah bensin oktan 100, maka AFR nya bertemu 14.9:1 mirip dengan 14.7:1 di teori bahan bakar bensin.
Bensin AFR 14.9:1

2. 100% Propana
Asumsi LPG yang digunakan ialah gas propana murni. AFR nya bertemu 15.4:1 untuk LPG. Dengan tentu jika suplai LPG terlalu besar debitnya, maka mesin kendaraan justru brebet karena kekurangan udara yang masuk.
LPG AFR 15.4:1

3. DME pengganti LPG
Dimetil Eter yang diwacanakan sebagai substitusi LPG saat ini memiliki AFR 8.93:1 saja. Dengan tentu pasokan udara motor bensin harus dikurangi atau suplai BBM ditambahkan jika ingin menggunakan DME sebagai pengganti bensin di kendaraan.
DME AFR 8.9:1

Mohon koreksi apabila terdapat ketidaksesuaian akan isi materi. Terima kasih sudah mampir.

Selasa, 28 Juli 2020

Gunakan BBM Sesuai Dengan Rasio Kompresi Mesin

Gunakan BBM Sesuai Dengan Rasio Kompresi Mesin - Motor kita baiknya diisi bahan bakar jenis apa ya? Ada pilihan bensin yaitu Premium, Pertalite, Pertamax dan Pertamax Turbo yang merupakan produk Pertamina, dan ada juga bensin jenis lain dari perusahaan lain seperti Shell dan Petronas. Semakin banyak lagi pilihan kita.

Mesin motor memerlukan jenis bensin yang sesuai dengan desain mesin itu sendiri agar dapat bekerja dengan baik dan menghasilkan kinerja yang optimal. Perlu dicermati bahwa rasio kompresi mesin masih berhubungan dengan oktan bahan bakar. Rasio kompresi yang dimaksud adalah rasio kompresi dinamis (kompresi efektif mesin), bukan rasio kompresi yang tertera di brosur. Banyak yang salah kaprah di poin tersebut!


Rasio kompresi seperti pada tabel di atas akan memerlukan oktan bahan bakar seperti dalam tabel di atas juga. Namun ingat, rasio kompresi yang tertera pada brosur, khususnya kendaraan 4 tak saat ini bukanlah rasio kompresi dinamis melainkan rasio kompresi statis. Jadi meski pun di brosur rasio kompresi tertera tinggi, belum tentu  rasio kompresi dinamis nya tinggi juga. Sehingga jika kita mengisi bensin ber-oktan tinggi pada mesin motor kita, belum tentu menghasilkan tenaga yang lebih tinggi juga.

Contoh:
Pada mesin Vixion tertera di brosur bahwa rasio kompresi nya sebesar 10.4 : 1 tapi masih aman minum premium. Mengapa? Karena profil noken as nya menutup klep IN 65º setelah TMB sehingga selama pergerakan piston dari TMB ke titik tersebut belum terjadi kompresi. Rasio kompresi dinamis terjadi setelah 65º setelah TMB sehingga RKD hanya sebesar 8.3 : 1. Masih aman bukan sesuai tabel?

Lain cerita pada mesin RX King tertera di brosur bahwa rasio kompresi 6.9 : 1 yang dari pabrikan memang dihitung rasio kompresi berdasarkan lubang exhaust. Jika dihitung layaknya motor 4 tak jaman sekarang, maka seharusnya RX King tertera rasio kompresi 11.5 : 1 loh! Silahkan cari perbandingan rasio kompresi motor pada brosur pabrikan Jepang dengan pabrikan Eropa.

Bagaimana jika diisi bensin dengan oktan lebih rendah?
Bensin dengan oktan rendah bersifat lebih mudah terbakar. Semakin tinggi nilai Rasio Kompresi pada mesin akan membutuhkan bensin bernilai oktan tinggi. Mesin berkompresi tinggi membuat bensin cepat terbakar (akibat tekanan yang tinggi) dan akan menjadi masalah. Masalah timbul ketika bensin terbakar lebih awal sebelum busi memercikkan api. Saat piston naik ke atas pada tahap kompresi, bensin menyala mendahului busi. Piston seperti dipukul keras oleh ledakan ruang bakar tersebut. Kita sering mendengar istilah “Ngelitik” (pinging/knocking). Perlahan namun pasti membuat piston seperti permukaan bulan dan bahkan bisa berlubang.

akibat detonasi piston jadi berlubang
Saat terjadi ‘ngelitik’, bensin tidak menjadi tenaga yang terpakai. Kerja mesin tidak optimal. Sekali lagi, mesin yang rasio kompresi nya tinggi, memerlukan bensin yang lambat terbakar. Semakin tinggi nilai perbandingan rasio kompresi, bensin harus semakin lambat terbakarnya yaitu bensin yang ber-oktan tinggi. Jadi untuk teman-teman, cermati nilai rasio kompresi mesin motor kita.

Bagaimana kalau diisi bensin dengan oktan lebih tinggi?
Bensin dengan oktan lebih tinggi (pertamax, pertamax turbo, dsb), umumnya dilengkapi dengan aditif pembersih, dan sebagainya. Namun tidak banyak memberi penambahan tenaga, jadi angka oktan tinggi bukan artinya lebih bertenaga. Karena benefitnya kurang sebanding jika dibanding harganya yang tinggi, maka ujung-ujungnya hanyalah merupakan pemborosan uang saja.

Senin, 31 Oktober 2016

Yamaha Jupiter Pakai Bahan Bakar Solar

Mesin Bensin Pakai Bahan Bakar Solar - Penelitian untuk skripsi saya sendiri di Politeknik Negeri Jember adalah Mesin Otto Berbahan Bakar Solar. Motor sudah menyala dengan pembakaran yang kontinyu. Sepeda motor juga mampu mencapai 12.000 rpm. Riset saya masih berlanjut dan inilah hasil sementara dari motor Yamaha Jupiter standar menggunakan bahan bakar solar.
Spek:
  • bahan bakar solar murni
  • knalpot standar modif freeflow
  • rasio kompresi standar 9:1
  • karburator standar Mikuni VM16
  • pengapian full standar
Hasil analisa hingga saat ini adalah setting bahan bakar terlalu kaya, AFR 5.5:1, dengan α (lambda) emisi gas buang 0.37. Apakah motor tersebut bisa berjalan? Jawabnya adalah BISA. Namun analisa performa masih belum dilakukan.

Rabu, 29 Juli 2015

Pertalite - Bahan Bakar Motor Bensin

Pertalite - Bahan Bakar Motor Bensin - Pertamina resmi menjual bahan bakar minyak (BBM) jenis baru dengan research octane number (RON) 90, yakni pertalite, di ratusan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Pertalite dijual dengan harga promo Rp 8.400 per liter. Dari kadar oktan dan harga, pertalite diposisikan di antara premium dan pertamax.
iklan Pertalite
Pertalite merupakan BBM baru yang diluncurkan Pertamina di akhir Juli untuk memenuhi Surat Keputusan Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 313 Tahun 2013 tentang Spesifikasi BBM RON 90. Dari sisi teknologi, sebenarnya kendaraan roda empat di Indonesia rata-rata bisa mengonsumsi BBM RON 90-92. 
spesifikasi Pertalite
Beberapa keunggulan pertalite versi Pertamina adalah:
  1. Lebih bersih ketimbang premium karena memiliki RON di atas 88.
  2. Dibanderol dengan harga lebih murah dari pertamax.
  3. Memiliki warna hijau dengan penampilan visual jernih dan terang.
  4. Tidak ada kandungan timbal serta memiliki kandungan sulfur maksimal 0,05 persen m/m atau setara dengan 500 ppm.

Kamis, 12 Maret 2015

HCS Terpasang Di Suzuki Smash Titan

Berikut gambar HCS yang terpasang di motor Smash Titan. Katalis tidak lagi di knalpot karena leher knalpot Suzuki ini tergolong sangat panas, sehingga selang sering kali leleh. Oh, ya. Suzuki Smash Titan ini 1 liter premium dapat menempuh 43 km dengan kecepatan sedang. Kondisi motor modif ringan alias tidak standar.
kit HCS pengirit BBM
letak katalis menempel di pipa AIS

Jumat, 26 Desember 2014

Perawatan Filter Bensin Jupiter Z

Perawatan Filter Bensin Jupiter Z - Filter bensin di motor harus dicek. Apabila kondisi kotor dan aus dapat menyebabkan aliran bensin tidak lancar dan menggangu performa karburator. Mengecek nya sendiri pasti jarang dilakukan karena letak filter bensin Jupiter Z ada di bawah tangki. Cara merawatnya adalah dengan melepas tangki terlebih dahulu
menguras isi tangki Jupiter Z
Selanjutnya menguras isi tangki beserta kotorannya kalau ada. Cabut selang di bagian bawah tangki dan pasti ada filter bensin. Bersihkan agar aliran bensin lancar dan motor tidak lagi mengalami telat bensin.
filter bensin Jupiter Z sudah bersih

Minggu, 23 November 2014

HCS di Suzuki Smash Titan

HCS di Suzuki Smash Titan - Ini merupakan hasil HCS yang terpasang di motor paman. Spesifikasi motor nya adalah Suzuki Smash Titan dengan ubahan knalpot yang lebih lepas sedikit. Karburator menggunakan standar dengan pilot jet #15 dan main jet #97.5. Setelah memasang HCS, terindikasi bahwa pilot jet terlalu besar sehingga motor mbrebet meskipun fuel-air screw (angin-angin) terbuka penuh. Segera karburator dibongkar sekaligus servis dan dibersihkan dan pilot jet diganjal serabut kawat email spul.
alat dan bahan HCS
HCS di Suzuki Smash Titan
Setelah dipasang kembali, karburator disetting ulang. Didapat putaran angin-angin sejauh 2.5 putaran. Stationer normal di 1200-1300 rpm. Tidak ada gejala nembak, raungan mesin normal. Test ride pun dilakukan. Karakter motor mirip juga dengan Jupiter Z sebelumnya dan motor hanya perlu dibuka gas sedikit saja sudah sanggup melaju 60 kpj di gigi 4.

Berikut detail gambar nya.
uap bensin dari tangki
katalis panas di knalpot
kran setting HCS
pilot jet minta lebih kecil dari standar

Kamis, 20 November 2014

HCS di Yamaha Jupiter Z Burhan

HCS di Yamaha Jupiter Z Burhan - Ini merupakan hasil HCS yang terpasang di motor temanku. Spesifikasi motor nya adalah Yamaha Jupiter Z tahun 2007 dengan ubahan piston oversize 50 + paking selembaran. Karburator menggunakan standar dengan pilot jet #17.5 dan main jet #105. Setelah memasang HCS, terindikasi bahwa pilot jet terlalu besar sehingga motor mbrebet meskipun fuel-air screw (angin-angin) terbuka penuh. Segera karburator dibongkar sekaligus servis dan dibersihkan dan pilot jet diganjal serabut kawat email spul.
HCS di Yamaha Jupiter Z
Setelah dipasang kembali, karburator disetting ulang. Didapat putaran angin-angin sejauh 2 putaran. Stationer normal di 1200-1300 rpm. Tidak ada gejala nembak, raungan mesin normal. Test ride pun dilakukan dan motor hanya perlu dibuka gas sedikit saja sudah sanggup melaju 60 kpj di gigi 4. Konsumsi bensin pun irit, 1 liter premium sanggup menempuh 60 km.