Jumat, 26 April 2013

Sistem Pendinginan Piston Jupiter-Z

Sistem Pendinginan Piston Jupiter-Z - Tuntutan kerja mesin untuk menghasilkan performa motor maksimal menuntut adanya sistem pendingin dapur pacu yang optimal. Masalahnya, tanpa dukungan pendinginan optimal dapat membuat mesin overheating. Sistem konvensional seperti sirkulasi udara, water atau liquid-cooled, dan oil-cooled sudah dianggap tidak lagi memadai. Karena itu, perlu terobosan agar pendinginan mesin semakin optimal. Hal ini sudah disadari oleh pabrikan motor.

Inovasi dilakukan dengan memadukan sirkulasi udara dan air-cooled di mesin 4-tak yang memaksimalkan pendinginan dapur pacu. Fungsi pelumas sebagai cooling system dipadu aliran udara dari leg shield (sayap motor) saat motor berjalan.
gambar potongan mesin Vega ZR
Selanjutnya sistem pendingin ini berkembang sesuai tuntutan kerja mesin. Salah satunya, aplikasi piston cooler Yamaha Jupiter Z yang mengadopsi teknologi pendinginan piston ala Yamaha YZF-R1. Dimana, pendingin piston bekerja dengan cara injeksi yang menyemprotkan oli ke piston agar suhunya tetap ideal.

Kerja injeksi menggunakan nosel yang segaris dengan kruk as untuk menyemburkan pelumas ke piston. Semprotan dilakukan pompa oli secara simultan saat piston melakukan langkah kompresi maupun dekompresi.

Agar nosel injeksi menyemburkan tekanan oli kuat ke piston, pabrikan Yamaha memodifikasi pompa oli Jupiter Z dengan mengubah roda gear dan lebar pompa lebih besar. Sistem piston cooler lebih sempurna dibantu terpaan angin membuat suhu mesin turun hingga 20 persen.

Gesekan piston di liner silinder lebih lancar, suara mesin lebih halus. Hasilnya, berdampak ke bearing kruk as, connecting rod, dan pin piston yang lebih awet. Risiko piston macet atau dinding liner silinder tergores dapat diminimalkan.

Meski cukup canggih, harus diperhatikan risiko nosel tersumbat kotoran. Namun kemungkinan ini kecil, karena tekanan kuat dari pompa. Yang penting, sering membersihkan filter oli, tidak telat ganti oli dan menggunakan pelumas sesuai anjuran pabrik.

Memeriksa Listrik CDI

Memeriksa Listrik CDI - CDI rusak tentu motor tidak mau hidup. CDI bagaikan jantungnya mesin motor kita, kalau rusak gawat! Yang orisinal harganya ratusan ribu rupiah, bahkan jutaan. Kalau pake yang imitasi susah langsamnya sama agak ribet ngatur setelannya, harus diakalin dulu. Jadi waspadai nih si CDI. Kerusakan pada CDI tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, harus diukur pake Avometer.

Caranya : 

  1. Setel avometer pada sinus 200 Volt. 
  2. Kabel merah avometer dihubungkan ke kabel CDI yang menuju koil. 
  3. Kabel hitam avometer dihubungkan ke massa/bodi. 
  4. Nyalakan motor/starter motor dengan kick starter, lalu lihat di avometer apakah ada arus/setrum yang keluar atau tidak? 
  5. Bila tidak ada maka CDI rusak, dengan catatan arus/setrum dari sepul dan pulser ada yang mengalir ke CDI. Jadi sebelumnya cek dulu arus tersebut, caranya sama seperti di atas, hanya saja kabel merah avometer dihubungkan ke kabel sepul yang menuju CDI. 
  6. Kalau nggak ada avometer, coba aja kabel dari CDI yang menuju koil di sambungkan ke body besi motor, terus starter. Kalau ada percikan api berarti CDI masih bisa dipake, kalau nggak ada percikan api berarti CDI rusak, dengan catatan arus/setrum dari sepul dan pulser ada yang mengalir ke CDI.

Minggu, 21 April 2013

Korek Drag Yamaha Mio 155 cc

1. Piston Hispeed dengan diameter 56mm & Stroke up 4mm
Untuk mendongkrak kapasitas dapur pacu menggunakan seher 56 mm buatan Hi Speed. Dipadukan dengan stroke yang sudah naik 4 mm. Hasilnya kapasitas silinder jadi 152,4 cc. Kepala seher dibentuk ulang agar menghasilkan rasio kompresi 13,5 : 1. Namun pinggir atas seher dibikin mendem 0,5 mm. Agar tidak bertabrakan dengan head.

2. Roller rata 7 gram untuk trek menurun, kombinasi untuk trek landai
Untuk menghadapi karakteristik yang cenderung turunan, roller sedikit dibikin berat. Bila track rata, komposisinya 6 roller terdiri dari 3 roller 6 gram dan 3 roller 7 gram. Sekarang dibikin jadi 7 rata.

3. Karburator PE28 reamer
Suplai bahan bakar menggunakan klep isap 28 mm dan sisa pembakaran dibuang lewat klep ex 24 mm. Pasokan gas bakar, pakai Keihin PE28 yang diremer jadi 30 mm. Dipadukan main-jet 118 dan pilot-jet 45.

4. Noken as custom
Pemasukan gas bakar diatur noken as standar. Tinggi bubungan dibikin 23,5 mm dan pinggang 17,5 mm. Durasi klep isap dan buang dibikin 270°. Klep isap membuka 30° sebelum TMA (Titik Mati Atas) dan menutup 60° setelah TMB (Titik Mati Bawah). Sedang buang membuka 60° sebelum TMB dan menutup 30° setelah TMA.

5. Pengapian upgrade CDI dan busi
Pengapian masih mengandalkan magnet dan sepul standar. Timing pengpian dibikin advanced menggunakan CDI Bintang Racing Team I-Max, lalu dialirkan ke koil Yamaha YZ125, lantas dipercikan busi Denso Iridium.

6. Kemiringan pulley 13.5º
Pully CVT yang punya derajat kemiringan 14,5º diubah jadi 13,5º.

Korek Drag Satria R 135 cc

1. Piston RGR oversize nol dengan diameter 59 mm
Untuk memperbesar isi silinder cukup mengandalkan piston Suzuki RGR150. Seher RGR150 dipilih cukup yang masih oversize 0 yaitu 59 mm. Sudah cukup karena diameter standar Satria R120 yaitu 56 mm. Dari situ kapasitas mesinnya bisa dihitung. Dipadukan dengan langkah seher standar Satria 120 yaitu 49 mm. Hasilnya jadi 134 cc.

2. Lubang exhaust 24.5 mm dari bibir atas
Selanjutnya membuat agar tarikan atasnya naik. Supaya didapat top speed yang meningkat tinggi. Lubang exhaust dipatok tinggi. Diukur dari bibir atas blok silinder, tinggi lubang buang yaitu 24,5 mm dan lebarnya 40 mm. Akibat lubang buang dikikis ke atas, bukan hanya membuat rasio kompresi turun. Berakibat tenaga di rpm bawah akan berkurang. Maunya gas harus panteng terus supaya tenaga tidak ngedrop.

3. Papas head 3.5mm
Supaya power bawahnya kembali meningkat, rasio kompresi harus dikatrol. Caranya head atau kepala silinder dipapas 3,5 mm. Selain itu, ruang bakar juga dibenahi demi mengejar akselerasi bawah. Lebar squish dibuat 9 mm dan kemiringannya dibikin 15 derajat.
squish 15º
4. Karburator Yamaha Force-1
Suplai gas bakarnya dipilih cara simpel. Manfaatkan karbu dari Yamaha Force-1 yang direamer hingga 24 mm.

5. Reed valve RX-Z
Selain itu reed valve atau katup buluh milik Yamaha RX-Z dipasangkan. Tetapi sebelum dipasangkan mesti mengalami pengurangan dagingnya setebal 2 mm.

Model Tabung YEIS Variasi hingga Buatan Tangan


Model Tabung YEIS Variasi hingga Buatan Tangan - Berikut beberapa foto YEIS di motor bukan standar 2 tak Yamaha.
YEIS dari botol alkohol
YEIS handmade
YEIS dari botol UC1000
produk YEIS botol plastik
produk YEIS stainless

Hubungan Warna Kabel Motor Kawasaki

Hubungan Warna Kabel Motor Kawasaki - Berikut merupakan arti warna kabel standar kelistrikan Kawasaki.
1. Hitam-kuning = (-)kabel massa, utk semua negatif
2. Putih-merah = Aki
3. Merah-hitam = Lampu depan jauh/dim
4. Merah-kuning = Lampu dekat
5. Abu-abu = Sein kanan
6. Hijau = Sein kiri
7. Biru = Lampu rem
8. Merah = Lampu belakang
9. Coklat = Klakson

Hubungan Warna Kabel Motor Suzuki


Hubungan Warna Kabel Motor Suzuki - Berikut merupakan arti warna kabel dari kelistrikan standar Suzuki.
1. Hitam-putih = (-)Massa, berlaku utk semua negatif
2. Putih-merah = Pengisian dari magnet
3. Kuning-putih = Utk penerangan
4. Merah = Aki
5. Oranye = Kunci kontak
6. Abu-abu = Lampu belakang
7. Putih-hitam = Lampu rem
8. Hijau muda = Sein kanan
9. Hitam = Sein kiri
10. Kuning-putih = Lampu depan
11. Putih-biru = Koil ke CDI
12. Pulser CDI (Biru-kuning)

Hubungan Warna Kabel Motor Honda

Hubungan Warna Kabel Motor Honda - Berikut merupakan arti warna kabel kelistrikan Honda standar.
  1. Hijau = massa, berlaku utk semua negatif
  2. Merah = aki
  3. Hitam = kunci kontak
  4. Putih = alternator pengisian,lampu dekat
  5. Biru = lampu jauh
  6. Abu-abu = Flasher 
  7. Biru laut = Sein kanan
  8. Oranye = Sein kiri
  9. Coklat = Lampu kota
  10. Hitam-merah = Spul CDI
  11. Hitam-putih = Kunci kontak
  12. Hitam-kuning = Koil
  13. Biru-kuning = Pulser CDI
  14. Hijau-kuning = Lampu rem
  15. Kuning = Arus beban ke saklar lampu