Minggu, 05 Agustus 2012

Gonta-Ganti Gir, Rasio Jangan Lebih 0,1!

Ganti rasio atau perbandingan gir bisa nambah akselerasi atau top speed. Tapi, gonta-ganti sproket motor standar ada aturannya. Jika dilanggar, performa motor malah jeblok. Karena komponen lain masih standar, jadi tenaga pun estede. Makanya ganti gir jangan sampe bikin tenaga motor malah loyo. 

Tarikan yahud bisa didapat dengan memperingan rasio gir dari standarnya. Tapi top speed-nya berkurang. Cocoknya dipake di jalan kota yang padat dan gak butuh kecepatan puncak. Sebaliknya, top-speed makin oke jika rasio gir diperberat dari aslinya. Risikonya, akselerasi agak lambat. 


Dientengin artinya, hasil bagi jumlah mata gir belakang dengan depan setelah diganti jadi lebih kecil ketimbang aslinya. Kalo diberatin, hasil bagi jumlah mata gir belakang dengan depan setelah diganti jadi lebih besar daripada standar. 

Sekarang bicara aturan gonta-ganti gir. Patokan perubahan rasio gir depan-belakang maksimal 1 mata. Baik itu dientengin atau diberatin. Maksudnya, kalo diitung perubahan rasionya, plus-minus, maksimal 0,1. 

Biar jelas, pakai contoh rasio gir Astrea Supra. Bebek Honda ini pakai gir depan 15, belakang 40. Rasio 40 dibagi 15. Hasilnya 2,667. Jika mengacu aturan, batas maksimum ngentengin perbandingan gir adalah 2,567. Sedang batas maksimum ngeberatin rasio gir adalah 2,767. 

Kalo mau perbaiki akselerasi bisa dengan memperbesar gir belakang satu mata, yaitu 41. Kan rasio sproketnya jadi 2,733 (41 dibagi 15). Tapi, jika nurunin gir depan satu mata (14) hasilnya jadi 2,857. Lewat dari batas maksimum. 

Makanya, bila mau nambah akselerasi dengan make gir depan 14, gir belakang pun kudu diganti. Yang memenuhi aturan kudu pake gir belakang 38. Sebab, dengan itu rasio girnya jadi 2,714 (38 dibagi 14). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar