Minggu, 01 September 2013

Korek Ekstrim Honda CB 220cc DOHC

1. Blok dan Kop Satria FU
Honda CB100 aslinya hanya 2 klep dibikin jadi 4 klep. Menggunakan sistem DOHC (Double Overhead Camshaft) yang didukung dua kem. Menggapai teknologi modern, mesin CB100 digabungkan dengan milik Suzuki Satria F-150. Karter milik CB100 sedang kepala dan blok silinder punya Satria F-150 yang sudah DOHC. Tentunya perlu dudukan atau adaptor khusus untuk menggabungkan karter dan blok silinder. Bikin dari bahan duralium 5 mm. Disambung menggunakan las argon untuk bagian dalam. Sedang bagian luar perlu lebih rapi, makanya pakai las babet. Posisi baut blok juga digeser. Disesuaikan lubang baut di blok F-150. Juga perlu bikin dudukan tensioner yang panjang dan pendek. Menggunakan miling agar pas pasang di karter.
Blok dan kop Satria FU
2. Piston CBR150 oversize 350 dengan diameter 67mm
Piston pakai diameter 67 mm. Pin piston dibuatkan 15 mm. Pas dipasangkan sama setang piston GL-Pro Neo Tech yang sudah dipasang berikut kruk as-nya. Piston besar memaksa ganti boring lebih besar.
Piston Hi Speed CBR 67mm
3. Stroke up kruk as Honda GL Neo Tech
Stroke atau langkah piston dibikin jadi 62,2 mm. Ini didapat dari menggeser posisi pin kruk as Neo Tech sekitar 6,5 mm. Total langkah bertambah 13 mm. Kalau dihitung menggunakan rumus volume silinder pasti didapat 219 cc. Itu didapat dari diameter silinder yang sudah 67 mm dan stroke 62,2 mm. Tapi, lantaran stroke bertambah bukan saja pasang adaptor blok silinder dari duralium 5 mm.
kruk as Neo Tech

4. Rantai keteng Satria FU ditambah 4 mata
Rantai keteng Satria FU perlu ditambah. Disambung lagi 4 mata. Tentu gigi keteng di kruk as juga dibikin seperti punya Satria 4-tak itu.
di tambah panjang nya
5. Rasio Presneling Honda Tiger
Setelah kapasitas dapur pacu meningkat, sektor pemindah daya dibenahi. Biar imbang gitu. Seperti rasio satu set pakai Honda Tiger. Otomatis mesin tidak teriak kencang lantaran sudah 6 tingkat kecepatan. 
1 set rasio Tiger
6. Rumah Kopling Tiger 6 lapis
Begitu juga rumah kopling. Cangkok dari Tiger. Namun kampas kopling dipasang enam lapis. Aplikasi dari Honda Grand.
kampas kopling 6 lapis
7. Pengapian Honda Grand 1 set AC
Pengapian masih cangkok dari punya Grand. Seperti satu set magnet, sepul, pulser dan CDI. Tentu dalam pemasangan kudu dibuatkan dudukan baru. Paling penting lagi letak pulser yang dipasang di kruk as. Tidak ditempatkan di tutup magnet.
pengapian grand
8. Jalur oli di by-pass
Sistem pelumasan menuju kepala silinder kudu lancar agar mampu melumasi mekanisme klep. Kalau mempertahankan jalur lama, dipastikan lumayan ribet. Itu karena lubang baut silinder di karter dan blok sudah bergeser. Apalagi sudah tertutup adaptor blok dan kena las babet.
lebih mantap di tambah oil cooler
Untuk itu kudu dibuatkan jalur baru. Dari tutup bak kopling kanan dilubangi sebagai dudukan nipel slang. Dari nipel disambung ke pipa karet dan pipa besi menuju kepala silinder. Dari sana baru disemburkan menuju mekanisme klep.  Aliran pelumas di kepala silinder dilanjut menuju karter kembali. Lewat lubang baut blok kiri depan. Setelah nyampe atas karter dibuatkan dua lubang yang disemprotkan menuju rantai keteng dan setang piston bawah. Baru deh setelah itu oli ngumpul di bak.

Korek Harian Yamaha V80 Standar

Berhubung Yamaha V80 sudah sulit ditemui part orisinil nya, maka motor saya pun saya korek ringan dengan part imitasi. Namun, hasil tidak kalah dengan motor keluaran terbaru dengan cc standar nya.

Berikut part korek ringan dari saya:
1. Koil Fukuyama V80
Koil imitasi fukuyama dapat dibeli seharga 38rb di toko sebelah rumah. Koil tidak langsung saya pakai namun diberi sedikit modifikasi. Kabel busi dipotong sekitar 1cm dan diberi lilitan kawat email sebagai ground strap. Hasil apinya berwarna biru keunguan.
api busi
2. CDI Strong RX-S
Koil ini hanya seharga 20rb saja. Secara fisik sama dengan orisinil V80 namun kalau diperhatikan api busi lebih kuat.
label CDI Strong V80
3. Sambungan knalpot di las
Untuk mencegah kebocoran gas buang yang mengakibatkan kacau nya tendangan balik, maka leher knalpot di las dan dijadikan satu dengan muffler. Jika tendangan balik pada 2 tak kacau, maka bahan bakar yang dikonsumsi pun menjadi boros. Ongkos mungkin hanya 10rb.
bagian yang dilas
4. Piston V80 oversize 100
Volume silinder hanya 82.5cc. Oversize harus dilakukan akibat baret pada piston yang lama. Harga piston 40rb dan ring piston 60rb. Kolter hanya 25rb.

Alhasil motor jadul Yamaha V80 ku ini mampu mengejar Absolute Revo standar meski sedikit kewalahan di putaran atas. Namun motor ini bukan ku buat untuk mengejar top speed namun untuk akselerasi harian. Top speed yang di ukur dengan bersebelahan dengan Suzuki Smash teman ialah 100 kpj. Lumayan lah untuk motor tua.

Karburator RX100 di Honda Astrea

Karburator RX100 di Honda Astrea - Karburator RX100 berventuri 22 mm. Pemasangan langsung plug n play ke manifold standar. Namun lubang manifold harus mengikuti lubang karburator. Setting pun, spuyer standar dapat digunakan. Jika ingin menggunakan box filter standar, maka karet filter nya harus ditambah agar dapat menyambung dengan baik. Karburator RX100 lebih pendek dibanding karburator standar.
karburator RX100 di Astrea
karburator RX100

Korek Harian Yamaha Jupiter 115 cc

1. Piston Jupiter Z oversize 100 dengan diameter 52 mm
Piston asli Jupiter memiliki diameter 49 mm saja. Dengan piston ini, kapasitas mesin dapat terdongkrak 114.7 cc dan liner masih dalam batas aman. Dome piston harus dibentuk ulang dengan membubut tepi piston sebanyak 1,5 mm sejauh 7 mm. Derajat kemiringan dome piston 45°. Coak'an klep diperdalam 0.5 - 1 mm lagi di klep out agar tidak menabrak klep. Harga piston dan ring nya kira - kira 110 rb dan ongkos kolter dan bubut bisa 150 rb.
kiri piston standar 49 mm flat original
kanan piston Jupiter Z os 100 52 mm custom
2. Porting polish
Dengan bor tuner, porting blok dibuat ulang dengan pembesaran porting kira - kira 20 mm porting in dan 19 mm porting out. Bagian porting out knalpot dihaluskan hingga licin agar gas buang lebih cepat terbuang.
porting in Jupiter
3. Karburator Jupiter Z atau Shogun SP
Untuk karburator, kalau mengandalkan karburator standar sudah tidak mencukupi lagi pasokan udaranya. Langkah yang diambil bisa menggunakan karburator Jupiter Z atau Shogun SP beserta intake manifold nya. Bisa langsung pasang dan tinggal menyetel ulang air-screw karburator nya saja. Harga karburator Jupiter Z sekitar 510 rb dan setelan angin-angin nya sekitar 1 putaran.
karburator Jupiter Z

Korek Harian Suzuki Shogun 110 125cc

1. Piston berdiameter 57 mm
Piston ada 2 pilihan, yaitu Thunder 125 atau Vixion. Milik Vixion materialnya sudah forging sehingga kuat dan tahan terhadap kompresi dan gesekan. Milik Thunder masih konvensional. Namun biaya dapat ditekan karena harga pistonnya selisih jauh. Piston Vixion 175 rb sedangkan piston Thunder hanya 70 rb.
piston Thunder modified
Memakai piston Vixion perlu membuat coakan klep mengikuti klep Shogun. Efeknya, rasio kompresi turun jauh. Mengakali nya bisa dengan menambal bekas coakan yang tidak terpakai atau dengan papas blok. Memakai piston Thunder jauh lebih gampang memakainya. Piston dapat dipapas mengikuti rasio kompresi yang diinginkan dan coakan klep tinggal diperdalam saja mengikuti klep Shogun.

2. CDI aftermarket
CDI dapat menggunakan Neo Hyperband agar tinggal pasang tanpa perlu setting lagi.
CDI Hyperband BRT
3. Koil Suzuki RM
Koil special engine yang pas dipadu dengan CDI BRT. Perlu diingat bahwa BRT menyarankan CDI nya dipadu dengan koil standar, dan bukan koil aftermarket. Koil RM ini masih tergolong koil standar, namun performa nya dapat mendongkrak power motor.
koil RM
4. Porting polish
Klep standar masih bisa digunakan. Porting bagian inlet dibesarkan 1 mm. Porting outlet dapat diperbesar menyerupai corong hingga lebar pas dengan leher knalpot. Bagian outlet dapat dipolish hingga licin agar gas buang lebih plong.
porting

Korek Harian Suzuki Smash Standar

1. Kampas kopling Satria R
Kampas kopling Satria R mudah didapat di dealer resmi Suzuki. Harganya bisa 2x lebih mahal dari orisinil Smash. Kampas kopling Satria R ori jika beli 4 lembar kira - kira seharga 208.000 rupiah. Kelebihan kampas kopling ini adalah material asli Jepang yang kuat mencengkeram plat kopling, daya tahan hingga 5 tahun, dan performa menjadi maksimal. Alhasil, motor menjadi semakin irit bahan bakar. Harga kampas kopling yang mahal ini setara dengan pengiritan bahan bakar selama 5 tahun.
perbedaan kampas
Smash (kanan) dan Satria R (kiri)
2. Ground strap
Kabel busi dipotong 1 cm dan diberi lilitan kawat email sebagai ground strap. Arus tidak ada yang bocor dan fokus untuk memercikkan api di busi. Pembakaran lebih sempurna lagi, sehingga lebih irit bahan bakar.
ground strap
3. CDI aftermarket
Untuk CDI dapat menggunakan produk BRT. CDI berkualitas yang mempunyai kurva pengapian yang pas untuk performa dan irit bahan bakar. Saya lebih saran CDI ini daripada CDI Shogun lama. Selain masih mengubah pin kabel CDI, karakter pengapian masih lebih unggul milik Smash.
cdi BRT Hyperband
4. Ganjal per kopling
Per kopling diganjal dengan ring setebal 2 mm agar dorongan balik lebih cepat.
ganjal ring per
5. Paking selembar
Bagian yang dipakai hanya paking aluminium nya saja. Paking bagian bawah atau bagian kertas tidak dipakai. Sebagai gantinya Anda dapat menggunakan lem Threebond agar oli tidak merembes.
paking diganti lem Threebond
6. Celah klep 0.07 mm
Celah klep, baik in maupun out, direngangkan sesuai ketentuan pabrik. Ukuran 0.07 mm masih merupakan batas toleransi dari pabrik. Akselerasi akan lebih cepat dan irit bahan bakar. Namun hati - hati, karena suhu mesin lebih cepat meningkat. Imbangi dengan kualitas oli yang baik.

7. Porting
Untuk bagian porting dapat diperbesar sedikit dan dihaluskan. Porting exhaust dapat dilicinkan agar pembuangan gas lebih cepat, akhirnya akselerasi lebih cepat.

Korek Harian Honda Supra X 125 Standar

1. Per kopling aftermarket
Untuk per kopling dapat menebus produk aftermarket. Per kopling milik orisinil Supra X 125 kurang mampu menekan kampas, sehingga saat perpindahan gigi rpm sering turun jauh. Usahakan tipe per kopling yang kenyal, seperti CLD medium, jadi sewaktu menginjak persneling tidak berat.
per kopling
2. CDI aftermarket
CDI menggunakan 1 kurva saja agar langsung pasang tanpa ribet setting ulang. Contoh bisa BRT Hyperband yang bisa langsung pasang. Performa langsung naik dan irit. Usahakan koil tetap standar pabrikan.
cdi BRT
3. Reamer karburator
Karburator standar mampu di reamer dengan venturi 24 mm. Setelah di reamer, jetting ulang PJ MJ nya agar maksimal. Kalau sayang karburator standar, boleh coba PE24 Keihin atau VM24 Mikuni. Jetting ulang juga spuyernya agar pas.
karburator PE 24
4. Porting polish
Untuk model porting in coba ukuran 24 mm berikut manifold nya. Tapi harus hati - hati karena klep standar hanya berdiameter 24 mm. Untuk porting out dapat mencoba bentuk corong. Jadi melebar keluar hingga 23 mm. Bagian outlet dapat di polish selicin kaca. Untuk inlet harus tetap kasar agar hasil maksimal.
porting polish pada outlet
5. Menaikkan rasio kompresi
Cara mudahnya adalah mengganti paking/gasket silinder yang menempel dengan crankcase dengan paking yang lebih tipis. Bisa membuat sendiri dari kertas kalender atau malah menggunakan lem cair threebond dan sejenisnya. Rasio kompresi bisa melonjak sekitar 10:1 dan masih aman pakai premium. Saran sih malah pertamax agar tidak ada gejala ngelitik.
bagian paking yang dibuat tipis

Korek Harian Yamaha Jupiter 115 cc

1. Piston TDR dengan diameter 52 mm
Piston jenong untuk memberikan torsi dan power. Deck clearance piston dibuat 1 mm. Rasio kompresi 11.5 : 1 agar torsi besar. Blok mesin standar di kolter maksimum diameter piston 52 mm. Ring piston menggunakan Jupiter Z oversize 100. Ditambah paking aluminium setebal 2 mm dengan selembar paking kertas. Bahan bakar saya mencoba premium + gas hidrogen dari HCS. Ketika menggunakan Pertamax langsung terasa power mesinnya.
piston TDR Jupiter 52 mm
2. Karburator standar reamer
Karburator bawaan motor VM16 di reamer ekstrim menggunakan skep GL100 dengan cutaway dibuat 4.0 dan tinggi skep 27.5 mm menyerupai standar. Jetting mengguunakan 20 untuk PJ dan 105 untuk MJ. Jarum skep ada di nomer 4 dari atas.
karburator VM16 reamer
3. Leher knalpot tipe lurus
Knalpot anti bobok alias standar, namun leher diperbesar dan menggunakan model lurus. Suara standar namun putaran atas semakin ganas.
leher knalpot tipe lurus
4. CDI dan Koil Mio
Menggunakan CDI Mio lawas 5TL dan koil Mio agar putaran mesin di limit di 12.500 rpm. Tujuan mesin awet dan semakin responsif karena api busi dan kurva pengapian Mio lama sangat kuat. Tak heran di arena drag banyak Jupiter menggunakan CDI Mio lama. CDI Fino Thailand juga lebih baik dari CDI Mio dengan kode 5VV. Bisa dijadikan alternatif.
CDI dan Koil Yamaha Mio lawas
5. Kopling Manual
Bak kopling menggunakan part OEM pabrikan yang sudah dicostum oleh pabrikan lain. Jadi saya beli jadi seharga 300rb/set. Kualitas lumayan dan tinggal pasang. Untuk kopling sentrifugal (kopling ganda) saya menggunakan balancer 1200 gram.
kopling manual Jupiter
6. Per kopling Satria FU
Untuk per kopling tidak lagi menggunakan teknik ganjal ring. Per kopling menggunakan milik Satria FU original pabrik. Harganya murah, 4 biji hanya 10rb saja. Untuk ketahanan masih belum tahu. Yang pasti setelah menggunakan per kopling ini, tarikan motor sangat terasa.
per kopling FU
cirinya ada cat putih
7. Packing aluminium
Blok harus ditambah panjang nya. Caranya ialah dengan menggunakan paking aluminium setebal 2 mm. Atau gunakan saja blok Jupiter Z karena lebih panjang. Kalau menggunakan paking aluminium, rantai standar masih dapat digunakan, namun tensioner menjadi sangat keras. Kalau menggunakan keteng Jupiter Z, harus rombak gigi sentrik dan beli rantai Jupiter Z. Cara ini lebih aman namun merogoh dana lebih.
paking aluminium
8. HydroCarbon Crank System (HCS)
Menggunakan HCS sebagai penambah suplai bahan bakar, yaitu gas hidrogen, agar konsumsi bahan bakar menjadi irit. Putaran bawah semakin responsif dan busi menjadi berwarna merah bata bersih tanda pembakaran kian sempurna.
HCS di motor Jupiter ku
9. Ground Strap
Penggunaan ground strap di kabel busi mampu meningkatkan percikan api busi. Pembakaran semakin fokus dan kuat, sehingga power mesin lebih naik lagi.
lilitan ground strap
10. Spul Gulungan
Spul asli sudah terbakar sehingga harus ganti dengan yang baru. Saya lebih memilih menggulung ulang menggunakan kawat email ukuran 0.7 mm seharga 30.000 rupiah. Sisa kawat masih ada untuk membuat ground strap koil.
spul gulungan ulang

Oil Breather Atau Lubang Pernafasan Oli

Oil Breather Atau Lubang Pernafasan Oli - Oil breather atau lubang pernafasan oli berfungsi sebagai lubang pernafasan tambahan yang mampu membantu proses pendinginan oli mesin. Setidaknya terdapat 4 jenis atau letak pemberian oil breather atau lubang pernafasan oli, yaitu:
kit Oil breather system
1. Breather standar
Breather standar pasti ada di setiap motor 4 tak. Letak biasanya ada di crankcase bagian tengah atas. Beberapa motor, seperti Yamaha Mio, memiliki breather standar di tutup gear noken as.
breather standar Jupiter
2. Breather tutup oli
Breather tutup oli sudah banyak yang menjual. Beberapa model sudah dalam bentuk 1 kit terdiri atas tutup oli berlubang, selang, dan tabung hawa nya.
breather tutup oli
3. Breather tutup klep
Breather tutup klep pun juga banyak variasi nya. Dari model  pagoda, standar, dll.
tutup klep pagoda
4. Breather tutup gear noken as
Breather tutup gear noken as hanya beberapa motor saja yang bisa menerapkan. Contohnya Yamaha Jupiter menggunakan tutup gear noken as Yamaha Mio yang standar nya sudah ada lubang hawa nya, atau membeli produk aftermarket nya saja karena lubang hawa yang lebih besar.
breather tutup gear noken as

Karburator CBR150 untuk Vario Bore Up

Karburator CBR150 untuk Vario Bore Up - Karburator asli bawaan motor Honda Vario adalah CV 22 mm tipe vakum. Untuk Vario bore up, pastilah karburator menjadi kurang mumpuni. Langkah yang harus diambil adalah reamer karbu standar atau beli karburator lain. Jika membeli karburator lain, maka ada beberapa pilihan. Kebanyakan orang memilih PE28 agar performa terdongkrak dan mendapat suara yang beringas. Namun, hasilnya malah boros. Sesuai dengan rumus, maka pilihan pas untuk Vario bore up piston Kaze ialah karburator berventuri 22mm. Kalau mau lebih bisa coba PE24 agar tidak boros.
karburator Honda CBR 150
Opsi lain untuk Vario bore up piston Kaze adalah karburator CBR 150 old model vakum. Venturi 28mm dan jetting standar 38/115 dapat digunakan. Hasil busi masih kehitaman. Kalau mau lebih irit coba kombinasi 38/110. Hasilnya busi merah bata. Karburator CBR150 old ini dapat digunakan untuk Vario bore up hingga piston 58 mm.

Untuk spuyer pilot jet CBR 150 sama dengan milik Vario, Kharisma. Main jet nya sama dengan milik CS1.

Tutup Head Heat Sink Honda Blade BRT

Tutup Head Heat Sink Honda Blade BRT - Honda Blade kerap keok di balap. Salah satunya diprediksi karena mudah panas atau overheat. Panas dari ruang bakar tidak lancar terbuang dari kepala silinder. Head silinder Honda Blade dilengkapi tutup. Panas dari mesin tidak bisa disalurkan tutup head itu. Tutup head standar, supaya tak bocor dilengkapi sil karet. Begitu pun lubang baut dilengkapi sil karet. Karena karet ini, panas dari kepala silinder tidak bisa sempurna dialirkan menuju tutup head.
kiri super sink BRT
kanan tutup original Honda Blade
Solusinya, Tomy Huang dari Bintang Racing Team mendesain tutup head. Tidak hanya dilengkapi sirip. Tapi, sil karet diganti material khusus. Tanpa sil karet tapi sanggup menutup rapat. Agar presisi, pengerjaan dilakukan di PT Chemco Harapan Nusantara. Selama ini membuat komponen rem Nissin dan pelek. Menggunakan machining canggih serba komputer.

Namun tidak bisa langsung percaya, supaya jelas mari diuji bersama. Dengan termometer infrared. Menggunakan alat pengukur panas ini, bisa difoto secara keseluruhan peta panas mesin.
hasil tes di motorplus
Menggunakan thermometer infra merah, panas atau suhu mesin bisa terlihat dari warna gambar hasil scan atau foto. Tentunya sebelum discan, mesin dijalankan di sirkuit sampai mencapai suhu maksimal. Dari sana bisa dianalias. Dari gambar terlihat, ketika masih menggunakan cover standar sebelah kiri. Warna tutup head dominan kebiruan, suhunya rendah atau tidak terlalu panas. Suhu cover head standar rendah karena panas dari kepala silinder tidak bisa menyebar sempurna. Lantaran terhalang oleh sil dan o-ring karet.

Berbeda dengan ketika menggunakan cover head Supersink (kanan). Warna hasil scan tutup head Supersink ketika mesin sudah panas jadi dominan kuning. Menandakan tutup head Supersink lebih panas dari standar. Berarti menggunakan head Supersink penyebaran panasnya lebih merata. Tidak terhalang oleh sil dan o-ring karet. Sehingga panas mudah dibuang ke udara lewat tutup head Supersink.

Lebih detail mari lihat pada titik tertentu. Ketika menggunakan head standar, perhatikan Sp5 sebagai sumber panas yang dekat ruang bakar. Perhatikan daerah penyebaran awal yang terjadi di baut tutup cover yang bersentuhan langsung dengan head. 

Tepatnya di titik Sp1, ketika menggunakan cover standar suhunya 60 celcius. Tapi, setelah menggunakan Supersink, 56 derajat celcius. Artinya panas baut lebih rendah karena panasnya langsung tersalur menuju tutup head.

Perhatikan lagi panas di tutup head (SP4). Ketika masih cover original 37,9° celcius. Tapi, setelah pakai Supersink 51 celcius. Artinya menggunakan Supersink, panas dari kepala silinder lebih cepat merambat ke tutup tutup head 34%. Cepat dibuang ke udara.

Spesifikasi Yamaha RX100

Yamaha RX100
Mesin
Tipe mesin : 2 tak, satu silinder berpendingin udara
Diameter x Langkah : 52 x 45.6 mm
Volume silinder : 97 cc
Rasio kompresi : 10.1 : 1
Karburator : VM20 Mikuni
Max. Power : 11.50 HP (8.4 kW)/7500 rpm
Max. Torsi : 8.6 Nm (0.9 kgf-m / 6.3 ft.lbs)/6500 rpm
Pelumasan : Autolube
Tingkat percepatan : 4 speed, constant mesh
Kopling : Multiplat, manual
Top speed : 120 km/h

Dimensi
Tipe rangka : Double Cradle
P x L x T : 1800 x 640 x 420 mm
Wheelbase : 1000 mm
Tinggi jok : 750 mm (dapat diatur)
Berat kering : 98 kg
Kapasitas tangkin bensin : 10.5 L
Kapasitas oli : 0.65 L

Kaki - kaki
Suspensi depan : Teleskopik
Suspensi belakang : Shockbreaker
Rem depan : Tromol
Rem belakang : Tromol
Ban depan : 2.50/18" - 4PR
Ban belakang : 2.75/18" - 4 PR