Jumat, 16 November 2012

Korek Drag Yamaha Crypton 130 cc

1. Piston Daytona dengan diameter 55.25mm.
Volume silinder menjadi 129.4cc. Dengan rasio kompresi 14.8:1 dan minimal harus menggunakan avgas biru.

2. Noken As Custom
Noken as dibuat lift nya 9.2mm (in) dan 9.3mm (out). Durasi 275º (in) dan 276º (out).

3. Rasio Gearbox.
Gigi rasio I = 35-14; II = 29-16; III = 28-21; IV = 22-20.

4. Karburator PE28
Dengan pilot jet 60 dan main jet 118.

5. Koil YZ125
Koil yang dipercaya memberi kenaikan pada power.

6. CDI Rextor Pro Drag
Dengan set timing 36º di 8500 rpm.

7. Knalpot R9

Korek Harian Kawasaki KSR 130 cc

1. Piston Izumi dengan diameter 57mm.
Volume silinder naik efek bore up menjadi 129.1 dengan rasio kompresi 11:1 wajib minum pertamax.

2. Klep 28mm (in) 24mm (out).
Klep menggunakan ukuran yang hampir mirip dengan milik Sonic.

3. Noken As Custom
Kem digarap ulang dengan lift 8.2mm dan durasi 30º (in) 55º (out).

4. Knalpot MP2
Knalpot menggunakan merek MP2 yang sudah dipercaya di arena road race.

5. Karbu PWK 28
Karbu ini dikombinasikan dengan spuyer pilot jet 50 dan main jet 118.

Selasa, 06 November 2012

Alasan "Gigi 4" Honda Supra X 125 Standar Kurang Bertenaga


Alasan "Gigi 4" Honda Supra X 125 Standar Kurang Bertenaga - Ini karena perbandingan rasio gigi standar 3 dan 4 Honda Supra X 125 overdrive. Begitu girboks dibongkar, tercatat spek rasio gigi 1 = 35/14, gigi 2 = 31/20, gigi 3 = 23/20, dan gigi 4 = 24/26. Nah, kelemahan terlihat pada rasio gigi 4 yang terlalu overdrive sehingga motorpun ngedrop di gigi 4. Jika tak pintar memainkan putaran mesin, bukannya tambah kencang namun malah drop, bakalan sangat terasa saat berboncengan atau membawa beban berat. kalau pake ukuran gir belakang yang lebih kecil (artinya jadi makin berat) ini justru kontra porduktif dengan kenyataan rasio gigi diatas, jadi butuh modifikasi di sektor mesin untuk menaikkan perfoma motor.
gigi rasio
Melihat kelemahan seperti ini, penyelesaian paling umum adalah dengan ganti rasio atau meningkatkan perbandingan kompresi. Untuk peruntukan harian, pilihan paling rasional adalah dengan meningkatkan rasio kompresi (karena ganti rasio gigi relatif mahal dan musti belah mesin buat masangnya) atau bisa juga dengan sekalian bore up sedikit (manaikkan kapasitas mesin) dengan aplikasi seher Kawasaki ZX130 yang model pistonnya jenong.

Atau yang paling murah adalah justru dengan mengganti gear belakang yang lebih ringan (naik 1 mata, dari 35 jadi 36) mis pake punya Honda New Supra Fit sehingga bisa membantu tarikan motor pada gigi 4.

Rekondisi Suzuki Satria R 120 cc

Rekondisi Suzuki Satria R 120 cc - Memang ada kebanggaan bagi mania Suzuki di era 95, sebab masa itu konsumen Suzuki selalu dimanjakan dengan varian motor yang mengusung aroma sensasi baru. Dimana tahun 95, bebek jantan bermesin tegak 2 langkah diproduksi oleh Suzuki. Di Malaysia, Satria memiliki nama beken Stringer, konsep mesinnya sama tapi beda rupa, sebab Stringer mengusung gaya ayam jago. Namun di Indonesia, Satria diproduksi 2 versi. Yakni Satria-S bersentrifugal 5 speed dan Satria-R full clutch 6 speed. Dengan begitu, pasar yang dimasuki jadi lebih luas. Sejatinya bebek jantan sporty yang dikonsumsikan buat cowok ini, jadi lebih familiar buat cewek dengan adanya mekanis sentrifugal. 
suzuki Satria 120
Iming-iming 120 cc pada Satria seakan menjadi daya pikat. Satria sempat menjadi predator pasar sport 2 tak dan bebek 4 tak. Angka 120 pada embel-embel nya memang dikenal keramat. 120 cc dianggap lebih memadai atau sebanding dengan sport 2 tak dan diatas bebek 4 tak, serta mudah mengkail kecepatan dengan bobotnya yang lebih ringan. Disini Satria berjaya, hingga memunculkan branding baru, dengan julukan motor paling kencang di era nya.

Dan di tahun 02, Satria mengganti desain keseluruhan bodinya lebih ramping ala ikan Hiu dengan julukan baru, yakni Satria LSCM. Lagi-lagi pihak Suzuki mengklaim kalau Satria LSCM ini diklaim murni dari Malaysia. Strategi dress up pada wajah Satria ini pun dilakukan untuk mempertahankan pasar Satria yang terancam oleh bebek 4 tak, dimana saat itu lagi ramai mengkampanyekan slogan irit. Apa saja sih keluhannya, ketika bebek jantan ini berusia 15 tahun ? 

1. Daun Membran 
Efek panas mesin yang menyebabkan daun membran atau reed valve tak bisa menutup rapat. Akurasi kevakuman mesin menghisap BBM dari karbu jadi berkurang, telak menyebabkan akselerasi ngedrop. Hal ini menyebabkan bawaan gigi 1 terkesan panjang dan untuk mengkail power di gigi 1 membutuhkan tambahan bukaan handgrip lebih lebar. Parah kalau kondisi demikian ini dipakai meluncur dikawasan metropolis yang rawan macet. Sebab, pemakaian kecepatan rendah juga makin sering mempolakan pemakaian gigi 1. Konsumsi BBM jadi boros, sebab bukaan hand grip tak sebanding dengan kecepatan yang dikail. Untuk mengatasi problem klasik ini, sebaiknya dalam pemakaian daun membran diganti versi kompetisi jenis Kevlar, agar tahan panas. Dan untuk pemeriksaan daun membrane sebaiknya dilakukan di setiap 24 ribu km atau 2 tahun sekali. 

2. Sil as kruk kiri bocor
Magnet kiri 2 tak selalu mengaplikasi model kering, disebabkan bagian kiri crank case dudukan as kruk dirancang untuk kedap udara dengan pelengkap sil. Agar sirkulasi pembilasan gas segar tak bocor keluar lewat rongga bearing as kruk kiri. Tapi efek panas, kemudian kikisan poros as kruk dan umur, lama kelamaan sil ini mengalami penyimpangan. Efeknya, debit gas segar yang dibilas saat di mulut crank case berkurang kapasitasnya. Ingat, gas yang dibilas sifatnya memiliki tekanan stand by. Sehingga, sebagian gas segar malah keluar melalui rongga sil poros as kruk bagian kiri. Power mesin jadi hilang, bawaan motor berat untuk menghidupkannya jadi susah. Mesin bisa hidup pun mesti bersyukur. Problem serius ini biasa menjangkit ketika memasuki usia 6 tahun atau 72 ribu Km. Dan sebaiknya dilakukan penggantian sil kedap. 

3. Bersihkan kerak knalpot
Perlakuan special buat Satria yang berumur 10 tahun atau 120 ribu Km, sebaiknya melakukan operasi knalpot. Sebab, tak cukup hanya dibersihkan dengan blender las. Sebab, jangkauan blender las tak nyampai ke perut tengah. Dan perlu dibuka untuk mengangkat kerak di sekat perut bagian tengah. Termasuk daleman silencer, yakni sarangan. Khusus bagian ini bisa dilakukan penggantian dengan sarangan baru, yang memiliki system pemasangan knock down. Mumpung lagi bongkar-bongkar knalpot, kelar membersihkannya tak ada salahnya untuk membawanya ke bengkel krom, biar kelihatan lebih mudah. 

4. Cleaning poles
Biasanya kan disebut porting polish, nah bagi Satria yang masih standar bisa melakukan cleaning polish di sektor silinder cop, blok silinder dan crank case nya. Mengapa? Tentu saja untuk mengembalikan performa mesin Satria seperti baru. Sebab, kerak yang biasa hinggap di lubang buang, jendela lubang transfer, lubang bilas dan ruang bakar, kerap menyeebabkan terhambatnya siklus gas segar ketika langkah pembilasan. Untuk mengatasinya bongkar saja di bengkel balap, tapi pesan jangan sampai main remer. Cukup poles saja.  

5. Bushing poros lengan ayun & monosok
Jarak antara sumbu poros lengan ayun dengan titik dudukan monosok pada lengan ayun Satria, jaraknya memang panjang. Torsi ungkitan yang dihasilkan lengan ayun, untuk menekan monosok jadi lebih kecil. Disini bushing poros lengan ayun Satria, kerap mengalami penyimpangan spesifikasi atau oblak. Sebab, sering menerima tekanan balik dari monosok saat bereaksi. Penyimpangan yang terjadi pada bushing poros lengan ayun, biasanya terkikis nggak rata dan cenderung satu hingga dua sisi. Kalau sampai lengan ayun bisa oblak ke kanan kiri, secepatnya lakukan penggantian bushing lengan ayun nya. 

SATRIA-S
Mangkuk sentrifugal tergerus
Lagi-lagi persepsi penggantian oli mesin yang salah, sehingga menyebabkan kerja sentrifugal pada Satria-S mengalami problem. Terkait mekanisme kerja kampas sentrifugal dan mangkuknya. Disini oli mesin tak cuman dijadikan media pelumas kampas ganda, lebih dari itu oli mesin juga ditujuukan untuk menstabilkan suhu pada kampas ganda. Ketika sifat pendingin oli mesin Satria-S itu berkurang, maka mudah sekali menyebabkan kampas ganda terbakar. Dan selanjutnya menyebabkan bidang pijak kampas ganda pada mangkuk sentrifugal tergerus. Dengan demikikan speling kampas ganda pada mangkuknya lebih banyak. Ini berlaku pada konsumen yang mengganti oli mesin ssetiap 2-3 bulan sekali. Problem ini juga menyebabkan konsumsi BBM jadi boros. Sebab, untuk menjalan kan motor dibutuhkan rpm lebih tinggi untuk mempolakan kampas sentrifugal optimal mengkopel mangkuknya. Untuk mengatasi problem ini tak lagi bisa diakal dan harus dilakukan penggantian mangkuk dan kampas sentrifugal nya, khususnya bagi Satria-S yang memasuki usia 7 tahun. 

SATRIA-R 
Kopling house berisik
Ini salah satu kelemahan pemakai kopling manual atau full clutch. Kopling house sebagai media perantara kerja mesin dan roda bekerja extra keras. Sebab, bagian ini selain menerima putaran power mesin dari gigi primer, juga menjadi media yang ditekan untuk memutus dan menghubungkan kerja plat kopling dan kampas kopling. Kalau kampas kopling Satria-R dikenal ulet, jadi spesial diperuntukkan buat mekanis full clutch. Pasal itu, banyak pula para tuner dan mekanik mengaplikasinya buat sarana kanibalan, khususnya buat Shogun 125 dan Smash. Eh ngelantur, balik ke topik. Makin beratnya kerja kopling house, maka dumper karet di sisi dalam rumah kopling dan gigi skunder itu mudah kalah. Nah problem ini mudah diindikasi, saat mesin hidup stasioner kasar. Ketika tuas kopling ddimainkan, terasa halus. Kalau merasa terjadi pada Satria-R sampeyan, buruan ganti karet dumper nya di bengkel bubut.

Rekondisi Yamaha Touch 125 '01

Rekondisi Yamaha Touch 125 '01 - Bodi ramping tenaga mesin gahar, paling pas kalau Touch disebut sebagai produk yang membayangi sport bermesin bengis. Sebut saja RG-R 150, NSR-150 dan TZM-150 di era ‘01. Dalam konteks ini pabrikan Yamaha ingin unjuk taring, sebab Touch diklaim hanya mengantongi 125 cc, tapi 6 speed. Sedangkan rival berat nya rata-rata 150 cc. Setelah 9 tahun meluncur di pasaran, mampukah spare part daleman mesin Touch bertahan mengimbangi bengisnya power mesin?. Dan bagaimana menyiasati perawatan Touch, seiring jadwal penggantian part baik daleman mesin serta bodinya?
yamaha Touch 125
1. SIL MAGNET SAMA DENGAN FORCE-1
Hingga saat ini bagian sil as kruk magnet di motor bebek maupun sport 2 tak acap bikin masalah. Sebab, fungsi dari sil sendiri tak seimbang dengan bagian yang diback up. Sil yang terbuat dari karet, harus bisa menahan gesekan dari gasingan as kruk dan tekanan kompresi gas segar yang dibilas di crank case. Maka tak jarang pula kebocoran kompresi berasal dari sini. Khusus sil as kruk bagian magnet ini, dapat diaplikasi dari Alfa atau F1Z-R. 

2. SILINCER KNALPOT MAMPAT
Aslinya memang suara Touch tak terlalu gahar saat mesin menyala di stasioner. Untuk bagian ini pemilik wajib bisa membedakan suara silencer orsi Touch, dengan suara sarangan silencer yang buntu. Maklum silencer knalpot mesin 2 tak juga berpeluang ditimbuni kerak, termasuk Touch. Tapi ciri khas silencer yang ada indikasi buntu pada knalpot Touch, performa mesinnya di top speed makin bertenaga. Sebaliknya saat gasingan bawah terkesan berat. Untuk mengatasinya, jangan dibersihkan sarangan silencer dan lebih baik ganti model sarangan. Prinsipnya perbanyak lubang di sekeliling sarangan agar suara knalpot lebih kering dan juga tak mudah buntu. Sekalian saat mengganti sarangan silencer, bersihkan juga leher dan perut knalpot dari kerak. 

3. BUSHING KAKI BELAKANG 
Bagian collar atau bushing monosok bagian atas bawah yang sering berdecit saat diayun. Kalau tak begitu, kadang bushing karet yang pecah duluan, sehingga saat pake standar tengah ada speling naik turun lengan ayun tanpa terback up monosok. Saat dipakai di jalanan drible, baru terasa efek negatif. Roda belakang terasa sliding berlawanan dengan arah saat menikung. Tapi dipakai di jalan lurus tak ada masalah, sebab pergerakan monosok statis. Sedang titik poros lengan ayun, berikan jadwal pemberian vet, agar bushing nya tak mudah kering dan aus. 

4. MONOSOK
Fisik monosok, hingga saat ini bagian peredam kejut yang paling tahan dan tak ada problem yang berarti. Hanya saja profil pegas spiral yang mulai lembek. Hal ini terasa saat bodi motor belakang menerima beban, cukup lentur dan kembalinya lambat. Kalau mau repot sedkit demi mekanis monosok kembali normal, sebaiknya tambahakan ring pada spiral monosok. Ketebalannya cukup bermain di 5 mm – 8 mm, sesuai dengan bobot dominan pengendara. Tapi kalau tak mau repot, bisa langsung mengamputasi monosok milik Ninja atau RG-R 150. 

5. BERSIHKAN RUANG WATER PUMP
Proses alami perubahan suhu panas water pump ke dingin, sering kali menyebabkan timbul kerak putih di sekeliling rumah water pump. Jika dibiarkan, rawan juga menyumbat lubang (ex) water pump sebagaimana fungsinya untuk sirkulasi air radiator. Fatalnya kerak putih ini juga bisa ngendon di poros water pump dan berpeluang menyebabkan sil geser dan sil kedap water pump bocor. Maka ibaratkan perawatan di sektor ini macam merawat bayi, berikan perlakuan khusus untuk merawatnya. Cukup modal cutter, obeng min (2 mm) dan waterproof untuk membersihkan kerak sampai ke pori-pori. 

6. PER STARTER 
Jangan sekali-kali memaksakan mengayuh pedal starter saat motor sulit hidup, sebab cara ini paling rawan menyebabkan per starter putus. Maka kalau sampai mengalami kesulitan saat mesin trouble, lebih baik lakukan pemeriksaan lebih dulu. Paling simpel cukup mengecek percikan api di ujung busi dan bensin turun ke karbu apa nggak ? Sebab 2 rumus ini yang wajib ada. Dan pastikan anda memiliki pandangan seperti ini, sebab lebih baik membongkar dan mencari penyebab mesin sulit hidup dibanding mengganti per starternya. Pasalnya, subtitusi part nya hampir tak ada di Indonesia. Kalau sampai rusak, mesti memesannya di bengkel suspensi mobil yang biasa ngeroll spiral dan menekuk pegas daun. 

7. SUBTITUSI KAMPAS KOPLING 
Memang perangkat ini wajib, buat sekelas motor sport sejenis Touch, saat performa mesinnya mulai lelet. Sebab, subtitusi pemakaian kampas kopling nya mudah didapat. Secara dimensi kampas kopling milik Touch sama dengan milik Tiger dan langsung pasang. Maka saat trek di gigi 4, 5 dan 6 mulai lelet bisa langsung digantikan kampas kopling milik Tiger. Berikut perdalam pori plat kopling, biar dekapan lebih pakem. 

KETERANGAN 
Kabel gas : Rp. 26.000; Kabel kopling : Rp. 17.000; Dop depan : Rp. 23.000; Kampas rem cakram depan: Rp. 74.000; Kampas rem belakang : Rp. 23.000; Kampas kopling : Rp. 80.000; Kabel speedometer : Rp. 35.000; Gir assy : Rp. 120.000; Piston – ring : Rp. 138.000

Rekondisi Yamaha Alfa '88

Rekondisi Yamaha Alfa '88 - Sosoknya masih banyak beredar di metropolis. Konsumen setia lebih suka memakainya di dalam kota, sebagai sarana commuter bike. Di jalanan macet, Alfa bisa dibanggakan sebab, akselerasinya yang ringan serta postur bodi mungil, jadi tetap diminati kaum hawa saat membelah kemacetan.
yamaha Alfa 100 cc
Bagaimana cara merekondisi Alfa saat berusia hampir 23 tahun meramaikan dunia roda dua Indonesia?
1. Benahi double starter
Sesuai dengan segmen yang memakai rata-rata kaum hawa, maka perangkat starter wajib dimaksimalkan. Untuk memudahkan dalam pemakaian. Kunci utamanya cuman di rotor spul, bushing, arang brush dan kabel double starter. Problem yang paling sering terjadi, rotor mulai ditumpuki kerak kehitaman, arang brush aus dan kabel mulai nge-vong.

Untuk problem arang brush aus dan kabel ngevong, bisa diatasi dengan penggantian. Kalau rotor kumparan spul cukup dibersihkan. Oh ya, periksa juga bushing sebagai dudukan rotor kumparan, kadang juga mengalami aus. Kalau aus, mesti dibawah ke service dynamo starter, dimana bahan bushing nya banyak terdapat disana. 

2. Sil perlengkapan mesin
Di Alfa terdapat sil poros pedal starter, sil poros persneling, sil magnet dan sil poros gir belakang. Paling fatal sil magnet, sebab di Alfa sil ini bertugas sebagai penjamin kepadatan kompresi saat gas segar dibilas. Letaknya di sisi kiri, dibalik rotor magnet. Mudah untuk pemeriksaan fisiknya, sebab kalau sudah aus di sekeliling as kruk timbul kehitaman basah macam busi yang keborosan bensin. Kalau sampai terjadi hal seperti itu, secepatnya dilakukan penggantian. 

Begitu juga dengan sil pedal persneling, efek spindle yang mulai aus pada titik-titik engselnya, putaran poros pedal persneling tak lagi bisa berputar di satu titik. Tapi cenderung terpuntir dan terjadi gerusan pada sil poros persneling. 

Kalau sampai terjadi hal ini, jangan hanya dilakukan penggantian sil poros persneling saja, lebih baik lakukan semi overhaul untuk membongkar kalter bagian kanan (kopling) dan lakukan pemeriksaan pada spindle, penerus gerakan poros persneling ke drum shift penggerak gigi transmisi. Berikutnya, kalau sil poros gir belakang dan sil poros pedal starter aus, itu cuman efek terlalu lamanya sil dan cukup dilakukan penggantian sil yang orsi. 

3. Silinder tromol belakang
Rata-rata di bagian ini, kampas rem sudah ditambah dengan plat pengganjal, efek diameter dalam silinder tromol yang makin besar. Dengan maksud, kampas rem berada pada kondisi stand by siap membuka atau mendekati silinder tromol agar pijakan pedal rem lebih efektif.

Kalau keterusan main ganjal, bidang pad kampas rem makan silinder tromol jadi nggak rata, cenderung yang terkikis di bagian yang diganjal saja. Maka lebih bijak kalau dilakukan penggantian tromol. Tak perlu pakai orsi Alfa, bisa dikanibal dari Jupiter-Z. Sebab, diameter silindernya sebanding dengan Jupiter-Z. Dipastikan pengereman belakang jadi makin pakem. Dan untuk pemakaian bearing dan as roda amputasi sekalian milik Jupiter-Z. 

4. Usung sok depan F1Z-R 
Memang susah ketika rem masih menganut model tromol, jadi timbul ketergantungan dengan rem belakang. Kalau ditakar dengan perkembangan motor saat ini, jelas ketinggalan. Pilihan tepat kalau sok depan diganti milik F1Z-R yang sudah dilengkapi dengan lubang dudukan adaptor kaliper. Sipnya, diameter inner tube sama dengan lubang pengikat pada segitiga. Lanjutkan mengganti tromol depan milik F1Z-R, komplit dengan cakram, kaliper dan master. Dijamin pasti lebih modis dan safety. 

5. Membran ganti bertulang karbon
Saat deselerasi, raungan mesinnya tak bisa bersih, masih saja timbul pembakaran susulan. Sehingga dalam pemakaian macam gas mbandang, tapi sebenarnya tidak. Problem ini biasa terjadi efek dari daun membran yang mulai memble, atau tak bisa menutup rapat. 

Maka untuk mengatasi hal ini, bisa mengikuti gaya tuner road race yang menangani bebek 2 tak. Yakni lewat pemakaian membran bertulang karbon yang tahan suhu tinggi. Jadi lebih akurat dalam mengontrol suplai gas segar ke lubang bilas. Cara ini secara tak langsung juga bisa menghemat dalam pemakaian BBM. 

6. Power mesin lebih liar 
Kalau kebetulan yang menunggang masih remaja, power mesin bisa dibesarkan lagi. Dari spek standar stroke (50 mm) dan bore (52 mm), cukup dibesarkan diameter silinder. Cukup kanibal piston Yamaha RX-S over size 100 (54 mm), lumayan kapasitas mesin bisa dikatrol hingga 114, 45 cc. 

Asumsinya, porting dalam liner silinder mesti diseting ulang, sesuai dengan posisi piston saat berada di TMA dan TMB. Agar jalur lubang transfer dan lubang buang tak terhalangi posisi piston, saat gas segar dan gas buang bersirkulasi. Kalau sudah diporting, maka dalam penggantian subtitusi nya pertahankan pakai piston RX-S, agar power bisa sebanding dengan motor yang lebih muda. 

7. Kaca head lamp buram 
Bukan kesalahan pemilik, sebab spare head lamp yang orsi susah dilacak meskipun di bengkel resmi tingkat 1 sekelas main dealer. Tak ada cara lain terkecuali membesarkan rumah head lamp dan merapikannya pakai fiber, untuk mengganti head lamp milik F1Z-R.

Korek Road Race Honda Blade

1. Klep 26.5mm (in) 22.5mm (out)
Klep di per kecil agar putaran bawahnya lebih responsif.

2. CDI BRT
CDI dipercayakan milik BRT Indonesia.

3. Koil YZ
Koil menggunakan milik Yamaha YZ karena mampu mendongkrak tenaga lebih besar.

4. Noken As custom.
Noken as berdurasi 273º dengan lift 9.2 dan di kombinasi kan per klep Japan.

5. Final Gear 13-45
Final gear di buat ringan dengan rasio 3.46.

6. Karbu Mikuni 24 Sudco
Karbu menggunakan Mikuni kotak TM 24 agar tarikan lebih gahar.

7. Magnet 500gr dengan Balancer 150gr
Magnet di bubut dan di balance kan dengan menggunakan balancer seberat 150gr.


Korek Road Race Yamaha Jupiter Z

1. Karburator Mikuni 24 Sudco
Karburator menggunakan Mikuni kotak TM 24 agar tarikan lebih gahar.

2. CDI Rextor
CDI menggunakan Rextor karena mampu membakar bahan bakar dengan kurva yang pas.

3. Klep Sonic 26mm (in) 23mm (out)
Menggunakan klep milik Honda Sonic yang berdiameter 26mm (in) dan 23mm (out) dengan kombinasi per klep Japan.

4. Rasio Kompresi 14:1
Rasio kompresi dipatok di angka 14:1 saat trek pendek agar tarikan lebih di dapat saat keluar tikungan.

5. Final Gear 13-41
Rasio final gear di kombinasi kan ringan 3,15 agar tarikan lebih di dapat daripada top speed.

6. Noken As Costum
Noken as  bermain di angka 275º dengan lift 9.0.

Senin, 05 November 2012

Daftar Volume Silinder Standar dan Rasio Kompresi

Daftar Volume Silinder Standar dan Rasio Kompresi - Berikut data volume silinder dan perbandingan kompresi yang membantu kita agar dapat memperkirakan volume ruang bakar. Jika ada data yang lebih lengkap bisa menambahi sehingga lebih bermanfaat untuk semua saudara-saudara kita sesama pecinta korek mesin


  || Nama Motor           ||  Bore x Stroke       || Volume Silinder (cc) || Rasio Kompresi
1. Kawasaki Blitz R         53 mm x 50.6mm          111                        9.3 : 1
2. Kawasaki Athlete        56 mm x 50.6mm          124.6                     9.8 : 1
3. Kawasaki Ninja 250   2x(62 mm x 41.2)mm    124.5                    11.5 : 1
4. Kawasaki KLX 250   72 mm x 61,2mm           249                         11 : 1
5. Yamaha Crypton         49 mm x 54mm             101.8                     9.0 : 1
6. Yamaha Mio               50.0 x 57.9 mm             113.7                     8.8 : 1
7. Yamaha Jupiter z         51.0 x 54.0 mm             110.3                    9.3 : 1
8. Yamaha Jupiter MX    54 x 58,7 mm                135                     10.9 : 1
9. Yamaha Vixion            57 x 58,7 mm                149.8                  10.4 : 1
10.Yamaha Scorpio Z     70 x 58 mm                    223                       9.5 : 1
11. Yamaha RX King      58 x 50 mm                   132                        7.1 : 1
12. Yamaha RXZ            56 x 54 mm                   133                        7.0 : 1
13. Yamaha F1Z             52 x 52mm                     110.4                    7.1 : 1
14. Yamaha Alfa             50 x 52mm                    102.1                     7.2 : 1
15. Honda GL 100          52 x 49.5mm                 105.1                      9.2 : 1
16. Honda GL Max         56.5 x 49.5mm             124.1                      9.2 : 1
17. Honda GL Pro          61.0 x 49.5mm              144.7                     9.2 : 1
18. Honda Supra            50.0 x 49.5mm               97.1                       8.8 : 1
19. Honda Tiger             63.5 x 62.2 mm              196.9                     9.0 : 1
20. Honda Megapro       63,5 x 49,5 mm             156.7                      9.0 : 1
21. Honda CS-1             58 x 47,2 mm                124.7                    10.7 : 1
22. Honda SupraX-125  52,4 x 57,9 mm             124.8                      9.0 : 1
23. Honda Blade             50 x 55,6 mm               109.1                     9.0 : 1