Selasa, 01 Oktober 2013

Korek Road Race Yamaha Jupiter-Z 125cc

1. Piston Daytona dengan diameter 55.25 mm
Bibir piston dibuat mendem 0.4 mm dari bibir silinder blok. Dome piston dibuat setinggi 1.5 mm dengan paking blok aluminium setebal 0.5 mm. Efeknya ialah rasio kompresi yang tetap terjaga karena paking aluminium tidak menyusut ketika panas, berbeda dengan paking kertas. Bahan bakar dapat menggunakan Pertamax Plus karena rasio kompresi masih sekitar 12.4 : 1.
piston Daytona costum
2. Klep Sonic dengan diameter 28/24 mm
Klep in memiliki diameter 28 mm dan klep ex memiliki diameter 24 mm. Ini merupakan klep standar Honda Sonic yang memiliki payung klep lebar dan kuat. Lifter klep dapat bermain di angka 9.3 mm diimbangi dengan per klep Sonic standar.
klep Sonic di blok kop Jupiter Z
3. Rotor magnet 500 gram
Magnet standar digantikan perannya lewat rotor dengan berat 500 gram. Untuk balancernya, tergantung sirkuit. Kalau ada tanjakan pakai balacer 350 gram. Kalau datar dapat menggunakan 500 gram.
magnet Jupiter Z
4. Knalpot freeflow
Knalpot freeflow berkarakter lepas agar putaran bawah lebih terdongkrak.
knalpot freeflow
5. Kopling manual Yamaha X1 Thailand
Kopling manual ini langsung 1 set asli Yamaha dari motor X1 Thailand dan tinggal pasang. Balancer dapat menggunakan berat 500 gram.
Kopling manual kit X1 Thailand

Korek Harian Honda Supra X Standar

1. Per kopling Suzuki Smash
Urusan per kopling dapat diserahkan ke Suzuki Smash original. Langsung pasang tanpa ribet. Hasilnya, akselerasi lebih mantap.
per kopling smash ori
2. Kampas kopling Honda Tiger
Kampas kopling Tiger langsung pasang ke rumah koplingnya. Secara fisik, bentuk sama. Tetapi untuk meneruskan tenaga dianggap lebih baik milik Tiger karena power mesin Tiger lebih besar. Jadi kampas kopling Tiger harusnya lebih sanggup meneruskan power mesin.
kampas kopling
3. Karburator
Untuk karburator banyak model yang dapat diaplikasikan. Jika ingin venturi 17 mm bisa menggunakan milik Yamaha Jupiter Z. Jika ingin venturi 18 mm bisa menggunakan milik Suzuki Shogun. Jika ingin venturi 19 mm bisa menggunakan Supra X 125 atau Kharisma. Jika ingin menggunakan venturi 22 mm bisa menggunakan RX100. Semua karburator nya dapat dipasang di intake manifold standar, kecuali karburator Shogun dan Jupiter yang bisa dipasang ke blok mesin jika menggunakan intake standarnya.
karburator RX100
Karburator Jupiter Z = 510.000 + Intake 42.000
Karburator Shogun = 450.000 + Intake 40.000
Kaburator Kharisma = 435.000
Karburator RX100 = 175.000

Semakin besar venturi karburator, semakin banyak pula udara yang masuk ke mesin. Selain itu, campuran bahan bakar yang diperlukan juga semakin banyak. Jadi, selain akselerasi bertambah, konsumsi bahan bakar pun ikut bertambah. Hasil bisa lebih irit dari standar asalkan setting pilot jet dan main jet (spuyer) sudah benar dan sesuai dengan permintaan mesin.

Kekurangan Karburator Keihin PE 28

karburator PE 28
Kekurangan Karburator Keihin PE 28 - Keihin PE 28 merupakan karburator yang banyak diminati biker hingga mendapat julukan karburator sejuta umat. Orang merasa bahwa karburator ini merupakan karburator terbaik untuk motornya. Malah ada yang terus ngotot untuk mengaplikasikan karburator ini untuk motornya. Padahal ada sekelumit hitungan dan syarat agar karburator ini tidak sia - sia belaka.
pe 28 di honda supra
Sebagai contoh saja adalah pemilik Honda Grand standar harian. Untuk harian masih saja banyak yang ngotot untuk menggunakan PE 28 sebagai jurus jitu agar ngebut. Padahal malah sebaliknya, venturi yang terlampau besar dibandingkan dengan kondisi standar justru membuat power ngempos. Coba jika tidak terkena virus dan hasutan teman, pasti tidak akan kecewa. Saran sih karburator yang cocok untuk Honda Grand standar bisa menggunakan milik Honda Kharisma/Supra X 125 dan Win, Yamaha RX-100 dan RX-S, Suzuki Shogun SP, maupun Keihin PE 24.

Berikut beberapa kasus dari pemakai PE 28.
1. Boros
Memang boros kalau kapasitas mesin tidak mencapai 130cc ke atas. Apalagi pengaruh tipikal karburator 2 tak yang jarum skep nya cepat mengecil. Hal ini bisa diakal dengan menggunakan jarum skep Honda GL Pro dan setting main jet nya.
jarum skep pe 28
2. Putaran atas loyo
Memang karakter PE 28 loyo putaran atasnya jika setting motor tidak pas dengan karakter PE 28. Rata - rata pengguna berkata putaran bawah dibikin brebet baru putaran atasnya jalan. Hal ini kembali ke jetting karburator nya dan karakter mesin itu sendiri

3. Tidak sehebat yang diberitakan
Akibat hasutan teman untuk mencoba karburator PE 28, yang katanya enak lah, ngebut lah, kencang lah, dsb., mampu membuat kita kecewa. Sebenarnya motor standar jika dipasang karburator jumbo malah hanya teriak di putaran atas saja. Ada hitungan sendiri agar motor dapat dipakai dengan nyaman dan kencang.

4. Setting spuyer kacau
Untuk motor dengan kapasitas mesin kurang dari 130cc, jika menggunakan PE 28 pasti sering kesulitan menyetting jetting karburator nya. Jika putaran bawah enak, atasnya ngempos dan begitu pula sebaliknya. Jika putaran atasnya enak, putaran bawahnya brebet.

Jumat, 13 September 2013

Korek Harian Honda CS1 (City Sport One) Standar

1. Piston Sonic oversize 0 dengan diameter 58mm.
Pistonnya langsung pasang ke mesin CS1 karena diameter sama. Ring piston pakai milik Sonic agar minim gesekan. Rasio kompresi yang didapat setelah mengganti piston Sonic ialah 11:1.
piston Sonic
2. Porting Polish
Saluran masuk dan buang dihaluskan. Untuk saluran buang dipoles selicin kaca agar gas buang lancar.
saluran buang
saluran masuk
3. Noken as variasi
Noken as menggunakan produk aftermarket atau standar dipapas. Noken as menjadi kunci dari buka tutup klep dan menghasilkan power yang lebih baik.

Kamis, 05 September 2013

Tips Saat Ganti Ataupun Tambal Ban

tukang tambal ban
Tips Saat Ganti Ataupun Tambal Ban - Berikut beberapa tips yang dapat digunakan sebagai panduan saat ganti maupun tambal ban.
  1. Gunakan peralatan yang tidak merusak ban atau pelek
  2. Pastikan pelek sejajar dengan rim line saat terpasang
  3. Pastikan arah putar sesuai rotasinya
  4. Cek tekanan angin agar sesuai kebutuhan dan standarnya
  5. Sesuaikan ukuran ban dalam terhadap ban luar
  6. Pastikan tidak ada benda asing seperti kerikil tajam, beling atau apa pun yang mudah menusuk ban dalam
  7. Gunakan selalu alas pelek bagian dalam (rim tape) untuk melindungi ban dalam dari tusukan spoke pelek
  8. Pastikan bahwa posisi valve atau pentil ban dalam sesuai dengan tanda posisi valve yang tertera pada ban
  9. Kencang-kan mur ban dalam seperlunya
  10. Setelah mengganti ban belakang sejajar-kan posisinya agar simetris terhadap ban depan untuk menghindari oleng.
  11. Setelah ban terpasang tarik beberapa kali tuas rem terutama rem hidrolik sampai terasa tekanan rem sudah kembali normal untuk menghindari terjadinya rem blong
  12. Maksimum tekanan saat fitting awal adalah 40 psi. Setelah proses fitting selesai, atur tekanan angin ban depan 25 -28 dan belakang 28-30 psi
  13. Khusus untuk motor dengan rem cakram tarik tuas rem beberapa kali sampai tekanan rem kembali normal

Tips Mudah Mencuci Helm Sendiri

Tips Mudah Mencuci Helm Sendiri - Helm bagus, tampang keren tapi bau! Nah, jadi masalah kan? Apalagi cuaca di Indonesia cukup lembab, bro. Apalagi, usai dipakai mudik yang pastinya banyak keringat bercucuran. Meskipun banyak tempat cuci helm, tapi pastinya bayar dong. Dan juga kita gak tahu bahan yang dipakai tempat cuci helm itu, berbahaya bagi kulit atau tubuh kita gak?
helm kotor dan bau
hingga didatangi lalat
Oke! ketimbang pusing sendiri dan juga helm makin gak nyaman dipakai, mending ikuti tips cuci helm yang gratis tapi hemat. Ide ini, dari bro Hesa from komunitas Octopus (Automotive Community Scoopy Kaskus). Tips ini cocok untuk pelajar atau mahasiswa yang duitnya terbatas. Bahannya, bisa dibeli kok. Atau bisa juga pakai yang ada di rumah.

Pertama, yang dilakukan copot semua padding helm. Termasuk padding utama alias busa bagian atas. Tak tertinggal, padding atau busa di pipi kiri-kanan. Jangan sembarang melepas padding. Agar tidak rusak bahkan robek, perhatikan kancing-kancingnya.
lepas busa (kiri)
sikat (kanan)
Kedua, siapkan air hangat secukupnya untuk keperluan merendam padding. Lalu, siapkan ember, sabun atau sampo serta sikat gigi halus untuk menyikat padding helm yang kotor. Kini, dalam air hangat yang sudah disediakan di ember, campurkan sampo secukupnya dan aduk rata. Setelah itu, masukkan semua padding ke dalam ember. Tunggu 5-10 menit, supaya kotoran rontok dan kuman mati.

Setelah 10 menit dan air sudah mulai dingin, ambil padding yang ada. Gosok menggunakan sikat gigi bekas. Langkah ini, bertujuan untuk menghilangkan noda atau kotoran. Sehingga, bisa bikin padding kembali kinclong.

Setelah itu, rendam dengan air dingin menggunakan ember lainnya. Ini menghindari kotoran akan mengendap di padding lagi. Berikutnya keluarkanlah, lalu jemur di panas matahari, jangan jemur pas cuaca mendung apalagi hujan ya? Jadi, ketika ingin cuci, lihat-lihat dulu ke langit. Mendung atau cerah.

Sebaiknya, padding basah itu jangan langsung diperas. Sebab akan merusak busa dalamnya dan bikin kempes lagi. Setelah kering, pasang kembali seperti di tempat semula dan berikan pewangi helm ke busa. Kini, helm pun tak bau apek dan siap digunakan buat kembali ke kota!

Rabu, 04 September 2013

Daftar Langkah Piston/Stroke Motor Suzuki

kruk as
Motor 2 tak:
  1. FR 50 = 37 mm
  2. RC 80 = 48 mm
  3. FR 80 = 46 mm
  4. A100 = 48 mm
  5. RC 100 = 46 mm
  6. Tornado GS = 48 mm
  7. Crystal = 48 mm
  8. Satria R = 49 mm
  9. TS 125 = 50 mm
  10. RGR = 54 mm
Motor 4 tak:
  1. Nex = 55.2 mm
  2. Let's = 55.2mm
  3. Spin = 55.2 mm
  4. Skywave = 55.2 mm
  5. Skydrive = 55.2 mm
  6. Hayate = 55.2 mm
  7. Titan = 55.2 mm
  8. Smash = 48.8 mm
  9. Arashi = 55.2 mm
  10. Shogun 110 = 48.8 mm
  11. Shogun 125 = 55.2 mm
  12. Axelo = 55.2 mm
  13. Shooter = 55.4 mm
  14. Satria 150F = 48.8 mm
  15. Inazuma = 55.2 mm
  16. Thunder 125 = 48.8 mm
  17. Thunder 250 = 61 mm

Daftar Langkah Piston/Stroke Motor Yamaha

kruk as
Motor 2 tak:
  1. U5 = 39.7 mm
  2. AS1 Twin = 43 mm
  3. V80 = 45.6 mm
  4. L2 Super = 45.6 mm
  5. F1ZR = 52 mm
  6. Alfa = 52 mm
  7. 125 Z = 54.7 mm
  8. Touch = 54.7 mm
  9. YT 115 = 50 mm
  10. RX S = 50 mm
  11. RX King = 50 mm
  12. RX Z = 54 mm
  13. TZM 150 = 54 mm
  14. YZ 125 = 54.5 mm
  15. YZ 250F = 53.6 mm
Motor 4 tak:
  1. Crypton = 54 mm
  2. Jupiter = 54 mm
  3. Jupiter Z = 54 mm
  4. New Jupiter Z = 57.9 mm
  5. Jupiter Z1 = 57.9 mm
  6. Vega = 54 mm
  7. Vega R = 54 mm
  8. Vega ZR = 57.9 mm
  9. Vega RR = 57.9 mm
  10. Force = 57.9 mm
  11. Lexam = 57.9 mm
  12. Fino = 57.9 mm
  13. Mio = 57.9 mm
  14. Mio GT = 57.9 mm
  15. Mio J = 57.9 mm
  16. Mio Soul = 57.9 mm
  17. X-Ride = 57.9 mm
  18. Xeon = 57.9 mm
  19. Nouvo = 57.9 mm
  20. Majesty 250 = 66.5 mm
  21. Byson = 57.9 mm
  22. Jupiter MX = 58.7 mm
  23. Vixion = 58.7 mm
  24. Scorpio = 57.9 mm

Daftar Langkah Piston/Stroke Motor Kawasaki

kruk as
Piston 2 tak:
  1. KX 65 = 41.6 mm
  2. KX 85 = 45.8 mm
  3. Ninja 150 = 54.4 mm
Piston 4 tak:
  1. Kaze = 50.6 mm
  2. Blitz R = 50.6 mm
  3. Blitz Joy = 50.6 mm
  4. Edge = 50.6 mm
  5. ZX130 = 59.1 mm
  6. Athlete = 50.6 mm
  7. KSR 110 = 50.6 mm
  8. KLX 150 = 54.4 mm
  9. KLX 250 = 61.2 mm
  10. D-Tracker 150 = 54.4 mm
  11. D-Tracker 250 = 61.2 mm
  12. D-Tracker X = 61.2 mm
  13. KX 250F = 53.6 mm
  14. Binter Merzy KZ200 = 58 mm
  15. Ninja 250 = 41.2 mm
  16. Z250 = 41.2 mm
  17. ZX-6R = 67 mm
  18. ER-6n = 60 mm
  19. Ninja 650 = 60 mm
  20. Versys = 60 mm

Daftar Langkah Piston/Stroke Motor Honda

kruk as
Motor 2 tak:
  1. NSR all series = 54.5 mm
Motor 4 tak:
  1. C50 = 41.4 mm
  2. C70 = 41.4 mm
  3. Astrea 800 = 49.5 mm
  4. Star = 49.5 mm
  5. Prima = 49.5 mm
  6. Grand = 49.5 mm
  7. Impressa = 49.5 mm
  8. Legenda = 49.5 mm
  9. Legenda2 = 49.5 mm
  10. Supra = 49.5 mm
  11. Supra X = 49.5 mm
  12. Supra Fit = 49.5 mm
  13. Supra XX = 49.5 mm
  14. Fit X = 49.5 mm
  15. Revo = 49.5 mm
  16. Absolute Revo = 55.5 mm
  17. Blade = 55.5 mm
  18. New Blade 125 = 57.9 mm
  19. Kirana = 57.9 mm
  20. Supra X 125 = 57.9 mm
  21. Kharisma = 57.9 mm
  22. Beat = 55 mm
  23. Vario 110 = 55 mm
  24. Scoopy = 55 mm
  25. PCX 150 = 57.9 mm
  26. PCX 125 = 57.9 mm
  27. Vario 125 = 57.9 mm
  28. Spacy = 55 mm
  29. Genio = 63.1 mm
  30. S90 = 45.6 mm
  31. GL 100 = 49.5 mm
  32. GL Max = 49.5 mm
  33. GL Pro = 49.5 mm
  34. CB 100 = 49.5 mm
  35. CB 125 = 49.5 mm
  36. CB 200 = 41 mm
  37. CG125 = 49.5 mm
  38. CG 150 = 57 mm
  39. CS-1 = 47.2 mm
  40. Mega Pro = 49.5 mm
  41. New Mega Pro = 57.8 mm
  42. Verza = 57.8 mm
  43. Tiger = 62.2 mm
  44. CB 150R = 47.2 mm
  45. All New CB 150R = 57.8 mm
  46. CBR 150 = 47.2 mm
  47. All New CBR 150R = 57.8 mm
  48. CRF 150 = 57.8 mm
  49. CBR 250 = 55 mm

Selasa, 03 September 2013

Memperbaiki Setang Yamaha F1ZR Yang Miring

Memperbaiki Setang Yamaha F1ZR Yang Miring - Bagi maniak bebek 2 tak varian Yamaha, F1Z-R tetap menjadi idola. Itu lantaran, teknologi Yamaha Performace Cooling Systemnya masih fungsional menekan suhu mesin, sehingga bersahabat saat dipakai di kawasan metropolis.
stang F1ZR
Cuman ada problem klasik di seputaran as komstir, tepatnya di bagian nat atau coakan dudukan pin stang kemudi. Jadi coakan itu fungsinya, sebagai stoper pin yang menjepit bushing stang kemudi. Tapi, efek dari vibra dan terlalu seringnya stang kemudi ditarik atau diongkek, seperti saat keperluan menstandar tengah. Lama kelamaan nat atau coakan pada as komstir jadi melebar.

Sehingga, stang kemudi mudah menimbulkan selip dengan as komstir. Dan berujung pada perubahan posisi stang kemudi yang kurang simetris dengan roda depan alias miring. Untuk mengatasi hal ini, cukup bobok ulang nat atau coakan pada as komstir dengan las listrik di bagian yang aus. 

Kemudian rapikan dengan gerinda, sesuai dengan lingkar baut 14 mm sebagai pinnya. Dan cara ini juga bisa diterapkan pada bebek lain yang juga mengusung kontruksi stang kemudi seperti F1Z-R. Apalagi bebek yang setiap harinya menyisir jalanan bumpy.

Hati - Hati Membongkar Katup Kupu - Kupu (Butterfly) Injeksi

sedang mengkalibrasi throttle body Vixion sehabis membongkar katup
Hati - Hati Membongkar Katup Kupu - Kupu (Butterfly) Injeksi - Katup butterfly atau kupu-kupu seperti skep di karbu. Dialah yang mengatur masuknya udara pada throttle body (TB). Kerjanya mekanis oleh tarikan kabel gas, namun perintah yang dikirim ke ECU (electronic control unit) berdasarkan program yang sudah disimpan sebelumnya. Perintahnya tidak real time seperti skep di motor karburator yang semprotan bahan bakarnya mengikuti bukaan skep. Sensornya terletak pada as buterrfly yang terhubung pada kabel gas.
katup kupu - kupu
(butterfly valve)
Ini berlaku pada semua motor injeksi yang beredar di tanah air, maka itu sampeyan yang punya motor injeksi, jangan sekali-kali membongkar jika tidak punya alat kalibrasi nya. Perhatikan saja ketika servis di bengkel resmi, apakah katup tersebut pernah dibuka, saya yakin tidak pernah bagi bengkel resmi yang tidak punya alat kalibrasi. Dan memang katup tersebut tidak perlu dibongkar.

Jika terjadi modifikasi di TB, seperti ganti katup butterfly dengan diameter lebih besar, ya harus dikalibrasi ulang karena berbeda antara diameter 28 mm (standar) dan 30 mm (reamer) Vixion, misalnya. Bahkan dalam kondisi sama-sama standar pun akan ada perbedaan jika terlanjur dibongkar.
ada sensor pada throttle body
Produsen BRT sudah punya alatnya yang dicolok ke soket ECU. Berikut hasil prakteknya.

Yamaha Vixion standar yang settingan kalibrasinya sudah pas, dibongkar katup kupu-kupunya, kemudian dipasang kembali. Dicek melalui alat kalibrasi ternyata sensor membaca katup mumbuka sebanyak 6% dan melesetnya kabel gas ada 34 persen.

Padahal sepintas buterrfly menutup rapat pada TB. Jika kondisi ini didiamkan, ECU akan menganggap katup telah terbuka, dan injektor akan diperintahkan mensuplai bahan bakar yang sesuai dengan bukaannya. Angka 6 % memang sedikit sekali, tapi pengaruhnya akan besar jika kondisi ini berjalan dalam jangka waktu yang lama. Ya boros dong. Kalau katup kupu-kupu dikalibarasi setiap 15.000 km yang standar loh.

Dengan alat kalibrasi, kondisi tersebut akan dinetralisir, ECU akan diubah settingannya dan mengikuti kondisi tersebut. Alat ini hanya bisa dipakai di ECU BRT, karena tiap ECU harus dilengkapi alat tersebut untuk mensettingnya. Di alat ini pun bisa disetel debit bahan bakar yang diperlukan. Ya persis dengan mapping CDI aftermarket pada mesin karburator.