Jumat, 20 November 2015

Langkah Kerja Motor Bakar

Langkah Kerja Motor Bakar - Berikut beberapa macam langkah kerja motor bakar, yang mesin terapannya dapat kita gunakan sekarang.

2 Tak
Mesin 2 tak sudah menguasai Indonesia dengan era keemasannya yakni sebelum tahun 2000. Siapa tidak paham dengan motor 2 tak? Cirinya adalah 1 siklus tenaga tercipta dalam 2 tahap dengan 1 putaran poros engkol. Gas buangnya mengandung banyak asap karena adanya oli samping yang diikutkan dalam proses pembakaran bahan bakar.
  • Langkah pertama adalah saat piston dari TMB ke TMA, langkah kompresi dimulai sambil membuang gas sisa pembakaran dan juga pemasukan gas baru di ruang poros engkol.
  • Langkah kedua adalah saat piston dari TMA ke TMB, yaitu langkah usaha setelah terjadi pembakaran dengan perpindahan gas baru dari ruang poros engkol menuju ruang bakar untuk proses pembilasan.
4 Tak
Di atas tahun 2000, Indonesia populer dengan siklus 4 tak dan meninggalkan era motor 2 tak. Cirinya adalah 1 siklus tenaga tercipta dalam 4 tahap dengan 2 putaran poros engkol. Gas buangnya bersih (tanpa asap), emisi lebih rendah dibandingkan motor 2 tak, serta konsumsi bahan bakar yang lebih irit.
  • Langkah pertama adalah piston dari TMB ke TMA, pembuangan gas sisa pembakaran (buang)
  • Langkah kedua adalah piston dari TMA ke TMB, pemasukan gas (hisapan)
  • Langkah ketiga adalah piston dari TMB ke TMA, pemampatan gas (kompresi)
  • Langkah keempat adalah piston dari TMA ke TMB, pembakaran gas (usaha)
5 Tak
Mesin 5 tak, apakah benar ada mesin yang siklusnya selain 2 dan 4 tak? Tentu ada. Silahkan cari literatur mengenai motor 5 tak agar pengetahuan kita semakin bertambah. Siklusnya mirip 4 tak, hanya saja ditambahkan 1 siklus setelah tahap pembuangan, yaitu ekspansi tambahan.
  • Langkah pertama adalah piston dari TMA ke TMB, pemasukan gas (hisapan)
  • Langkah kedua adalah piston dari TMB ke TMA, pemampatan gas (kompresi)
  • Langkah ketiga adalah piston dari TMA ke TMB, pembakaran gas (usaha)
  • Langkah keempat adalah piston dari TMB ke TMA, memindahkan gas sisa ke silinder lain untuk langkah ekspansi. (buang)
  • Langkah kelima adalah piston di silinder lain menerima gas buang dan berpindah dari TMA ke TMB (ekspansi tambahan)
NB: Siklus ini menggunakan 3 silinder, sehingga 2 silinder bekerja layaknya 4 tak sedangkan silinder yang lain bekerja menerima gas buang bergantian untuk ekspansi tambahan. Knalpot menerima gas buang hanya dari silinder ekspansi. Ketiga silinder tersebut masih menggunakan 1 poros engkol.

6 Tak
Mesin 6 tak, apakah penulis semakin mengada-ada? Tentu tidak. Siklus ini dikembangkan lagi dari siklus 4 tak. Ditambahkan 2 siklus baru dari siklus 4 tak, dan tentu beda dibandingkan siklus 5 tak.
  • Langkah pertama adalah piston dari TMA ke TMB, pemasukan gas (hisapan)
  • Langkah kedua adalah piston dari TMB ke TMA, pemampatan gas (kompresi)
  • Langkah ketiga adalah piston dari TMA ke TMB, pembakaran gas (usaha)
  • Langkah keempat adalah piston dari TMB ke TMA, pembuangan gas sisa pembakaran (buang)
  • Langkah kelima adalah piston dari TMA ke TMB, udara/steam masuk untuk tahap ekspansi
  • Langkah keenam adalah piston dari TMB ke TMA, udara/steam dibuang melalui katup buang yang berbeda.
NB: Siklus 6 tak ini berulang di tiap silindernya. Kalau 5 tak menggunakan 2 silinder berbeda dalam siklusnya.

Rabu, 18 November 2015

Profil Noken As/Camshaft Honda CRF 450R

Profil Noken As/Camshaft Honda CRF 450R - Ingin tahu seperti apa profil noken as motor SE (Special Engine) yang terkenal dengan performa nya? Silahkan disimak keterangan di bawah ini.
noken as Honda CRF 450
Honda 2004-2005 HRC Cam - Part # 14110-NLZ-650
Really strong to top end cam, with a decent mid range, but lacks bottom end.
  • Intake Lift : 9.9 mm
  • Exhaust Lift : 8.9 mm
  • Intake Lobe Center : 110º
  • Exhaust Lobe Center : 105º
  • Intake Duration (@1 mm lift): 260º
  • Exhaust Duration (@1 mm lift): 260º
Honda 2002 CRF450R Cam
Part # 14110-MEB-670
A good all around cam, strong bottom and really strong mid range with a excellent top end as well.
  • Intake Lift : 9.6 mm
  • Exhaust Lift: 9.0 mm
  • Intake Lobe Center : 106.5º
  • Exhaust Lobe Center : 107º
  • Intake Duration (@1 mm lift): 249º
  • Exhaust Duration (@1 mm lift): 272º
Honda 2003 CRF450R Cam
Part # 14110-MEB-770
A good strong bottom and mid range cam. Slightly detuned from the 2002 R cam.
  • Intake Lift : 9.6 mm
  • Exhaust Lift: 8.5 mm
  • Intake Lobe Center : 109º
  • Exhaust Lobe Center : 109º
  • Intake Duration (@1 mm lift): 249º
  • Exhaust Duration (@1 mm lift): 262º
Honda 2006-07 HRC & Honda 2004,2005,2006 CRF450R Cam
Part # 14110-NLZ-610 & 14110-MEN-670
Really strong bottom with a decent mid range.
  • Intake Lift : 9.5 mm
  • Exhaust Lift : 7.9 mm
  • Intake Lobe Center : 107º
  • Exhaust Lobe Center : 110º
  • Intake Duration (@1 mm lift): 248º
  • Exhaust Duration (@1 mm lift): 268º
HOTCAM'S
HotCams Stage 1 - Part #1016-1
Decent bottom end and midrange increase. Signs off early.
  • Intake lift (inches): .378"
  • Exhaust lift (inches): .343"
  • Intake lobe center (degrees): 106.5
  • Exhaust lobe center (degrees): 103.5
  • Intake duration (degrees at 1mm): 237.5
  • Exhaust duration (degrees at 1mm): 268.5
HotCams Stage 2 - Part #1024-2
Good midrange and top end increase, good all-around cam. Lacks bottom.
  • Intake lift (inches): .402"
  • Exhaust lift (inches): .343"
  • Intake lobe center (degrees): 106.5
  • Exhaust lobe center (degrees): 103.5
  • Intake duration (degrees at 1mm): 248
  • Exhaust duration (degrees at 1mm): 268.5
HotCams Stage 3 - Part # 1056-3
More top-end power than Stage 2. Will work well for TT and big bore/strokers.
  • Intake lift (inches): .409"
  • Exhaust lift (inches): .356"
  • Intake lobe center (degrees): 116
  • Exhaust lobe center (degrees): 104.5
  • Intake duration (degrees at 1mm): 251.5
  • Exhaust duration (degrees at 1mm): 265

Senin, 16 November 2015

Meningkatkan Akselerasi Matik dengan Ganjal Per CVT

Meningkatkan Akselerasi Matik dengan Ganjal Per CVT - Motor matik juga dapat dimainkan rasionya, sama halnya seperti motor manual bermain rasio gir. Untuk matik bisa bermain di roller, sudut kemiringan pulley, maupun kekerasan per CVT. Kali ini akan dibahas meningkatkan akselerasi matik dengan ganjal per CVT.
  1. Menyiapkan ganjalan
    Ganjalan bisa menggunakan selongsong bekas gas (motor maupun sepeda pancal) atau ring piston bekas (diameter 50 - 55 mm).
    selongsong kabel secukupnya
  2. Membongkar CVT matik
    Cara bongkar tiap motor hampir sama, yaitu dengan membuka bak CVT, melepas pulley primer, pulley sekunder, dan mur kampas ganda.
    per CVT dan kampas ganda
  3. Mengganjal Per CVT
    Ganjalan dapat diletakkan di bawah atau atas per CVT. Semakin tebal ganjal, per semakin keras, nafas jadi semakin pendek.
    ganjal di rumah per
  4. Rakit kembali
    Setelah diganjal tinggal dirakit dan dites hasilnya.
    rakit kembali

Jumat, 13 November 2015

Kelemahan Matik Dibanding Motor Manual

Kelemahan Matik Dibanding Motor Manual - Motor matik memang semakin digemari oleh masyarakat Indonesia. Kelebihan matik yang mudah dipakai dan tinggal gas saja semakin memanjakan konsumen. Jika dilihat dari trend yang terjadi, motor manual semakin berkurang jumlah pemakainya. Padahal jika dilihat, motor matik memiliki beberapa kelemahan yang sangat kompleks. Berikut beberapa kelemahan motor matik dibanding motor manual.
  1. Cenderung boros
    Hampir dapat dipastikan bahwa motor matik cenderung lebih boros dibandingkan motor manual. Hal ini terlihat jika membandingkan matik dengan manual. Walaupun fuel injection dengan kapasitas mesin hampir sama, akan menghasilkan konsumsi bahan bakar yang berbeda. Hal ini terjadi karena rasio/reduksi transmisi keduanya berbeda, sehingga rpm mesin matik cenderung lebih tinggi dibanding motor manual.
  2. Diameter roda kecil
    Rata-rata ukuran roda pada motor matik kecil. Hal ini menyebabkan ban lebih menekuk dan membuat ban matik cepat bergelombang. Hal tersebut menyebabkan kenyamanan menjadi berkurang. Selain itu, dengan ban kecil maka motor akan lebih sensitif terhadap medan jalan yang kurang baik.
  3. Perawatan CVT lebih ekstra
    Karena digerakkan dengan sistem CVT, yang notabene komponennya bersifat fast moving, maka perlu dilakukan pengecekan rutin terhadap kondisi part. Apabila tidak dijaga kondisinya, maka performa akan kurang nyaman dan konsumsi bahan bakar semakin menjadi-jadi.
  4. Biaya perawatan mahal
    Karena fast moving part motor matik lebih banyak dan harganya mahal, maka perawatan motor matik tentu lebih tinggi daripada motor manual. Ini merupakan beban yang lumayan menguras kantong maupun dompet.
  5. Kurang mampu memikul beban
    Dari segi desainnya, kebanyakan matik hanya menggunakan monoshock. Walaupun shock yang digunakan lebih kuat daripada milik manual, namun penyangga tunggal tentu akan bergerak ketika membawa beban. Hal ini kurang cocok untuk rider yang membawa beban besar.

Rabu, 11 November 2015

Detail Klep Honda CB100 & GL100

Detail Klep Honda CB100 & GL100 - Berikut detail dari klep Honda CB100 & GL100.
CB100
  • Diameter payung IN : 27.5 mm
  • Diameter payung EX : 22 mm
  • Panjang klep : 92 mm
  • Diameter batang : 5.5 mm
GL100
  • Diameter payung IN : 27.5 mm
  • Diameter payung EX : 23 mm
  • Panjang klep : 92 mm
  • Diameter batang : 5.5 mm

Senin, 09 November 2015

Detail Klep Kawasaki Kaze & Blitz

Detail Klep Kawasaki Kaze & Blitz - Berikut detail dari klep Kawasaki Kaze maupun Blitz.
  • Diameter payung IN : 24 mm
  • Diameter payung EX : 21 mm
  • Panjang klep : 72 mm
  • Diameter batang : 4.5 mm

Jumat, 06 November 2015

Faktor Penyebab Lampu Halogen Berumur Pendek

Faktor Penyebab Lampu Halogen Berumur Pendek - Bagi pengguna motor yang menggunakan lampu halogen perlu tahu penyebab lampu halogen cepat putus. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa sebab, yaitu:
lampu pijar
  1. Kaca lampu disentuh
  2. Kaca lampu terkena tetesan air akibat kebocoran box lampu
  3. Tegangan listrik yang kurang (membuat filamen tidak menyala maksimal)
  4. Masih diinstal AC, bukan DC (saat mesin idle, tegangan listrik kurang)
  5. Banyak getaran/vibrasi

Rabu, 04 November 2015

Macam Kaki Lampu Pijar/Halogen

Macam Kaki Lampu Pijar/Halogen - Coba amati beberapa macam lampu pijar yang beredar di pasaran. Di keterangan lampu tersebut, biasanya terdapat kode seperti H1, H3, H4, H7, dsb. Rupanya kode seperti itu merupakan macam kaki dari lampu pijar/halogen. Berikut beberapa macam dari kaki lampu pijar/halogen tersebut.
bermacam kaki lampu pijar

lampu H1

lampu H3

lampu H4

lampu H8

lampu H11

lampu HB3

lampu HB4

Senin, 02 November 2015

Alasan Lampu Halogen Tidak Boleh Dipegang

Alasan Lampu Halogen Tidak Boleh Dipegang - Banyak orang yang bilang bahwa lampu halogen tidak boleh terkena sentuhan karena bohlam akan cepat putus. Beberapa orang mengatakan hal tersebut benar, namun masih banyak yang ragu akan kebenarannya. Berikut merupakan alasan mengapa lampu halogen tidak boleh dipegang.
  1. Jari tangan kita selalu meninggalkan sidik jari berupa lapisan lemak tipis.
  2. Lapisan lemak yang menempel pada kaca lampu halogen membuat suhu permukaan kaca lebih dingin dibanding permukaan kaca yang lain. Hal ini karena lemak tadi pada suhu yang sangat tinggi akan melebur menyatu dengan kaca yang berbahan dasar Quartz sehingga koefisien muainya menjadi berbeda dengan bagian yang bersih. Jika perbedaan koefisien muainya sangat besar, bisa menyebabkan kaca pecah.
  3. Akibat perbedaan suhu kaca di atas, proses siklus halogen tidak dapat bekerja sempurna.
  4. Semakin banyak uap tungsten yang terkondensasi pada kaca lampu, tepatnya pada bagian kaca yang lebih dingin (ada lemak). Bagian tersebut biasanya akan menjadi berkabut hitam, abu-abu atau putih.
  5. Akhirnya lampu menjadi cepat putus, akibat filamen tungsten yang cepat menipis karena menguap.

Jumat, 30 Oktober 2015

Cara Kerja Lampu Halogen

Cara Kerja Lampu Halogen - Lampu halogen termasuk dalam jenis lampu pijar. Lampu halogen diciptakan dengan memperbaiki proses lampu pijar biasa, yaitu dengan mengurangi masalah menguapnya tungsten. Kaca lampu dibuat dari kaca kuarsa yang tipis dan tahan panas, kemudian gas yang diisikan ditambahkan sedikit gas halogen.
  1. Terlihat gas halogen berada di dalam lampu halogen. Secara kimia, gas halogen (butir merah) akan bereaksi dengan uap tungsten (butir hitam) yang kemudian menghasilkan halida tungsten.
  2. Pada saat filamen tungsten membara, tungsten akan menguap.
  3. Gas halogen mengikat uap tungsten dan menjadi tungsten halida. Ketika halida tersebut menyentuh tungsten filamen yang sedang membara, senyawa tersebut kembali terpecah dimana gas halogen kembali terlepas sementara tungsten kembali melekat pada filamen.
  4. Siklus ini berulang terus menerus yang menghasilkan cahaya lampu yang stabil dan umur lampu yang panjang.
Siklus tersebut di atas disebut dengan siklus halogen atau Halogen Cycle. Namun syarat utama untuk terjadinya siklus halogen adalah suhu permukaan kaca lampu harus sangat panas. Suhu harus minimal sekitar 250ºC hingga 900°C (tergantung besar daya lampu). Jika suhu kaca lampu berada di bawah itu, maka halogen tidak akan mampu mengikat uap tungsten, akibatnya tungsten akan melekat pada dinding kaca bagian dalam, hingga lama kelamaan kaca lampu akan menghitam, dan lampu halogen lebih cepat putus.

Rabu, 28 Oktober 2015

Lampu Halogen

Lampu Halogen - Beberapa varian motor sudah memakai lampu halogen sebagai lampu penerangan utama. Fungsi utamanya adalah agar dengan konsumsi daya yang sama, cahaya yang dihasilkan lampu halogen lebih terang dan lebih awet dibanding lampu biasa. Jenis kaki/lampu halogen untuk otomotif yang banyak dikenal adalah jenis H1, H3, H4, H7, H8, H9, H10, H11, H12, H13, 9004, 9005, 9006, 9007, 880, 881, 884, 885, 896 dan sebagainya.
lampu halogen
Lampu halogen sendiri merupakan lampu pijar biasa yang berisi filamen tungsten, dibungkus dengan kaca quartz dan di dalamnya terkandung campuran gas Nitrogen, Argon dan Krypton. Ketika listrik disalurkan, maka filamen akan menjadi panas dan kemudian terlihat membara. Bara terang tersebut kemudian menjadi sumber cahaya.

Senin, 26 Oktober 2015

Cara Geser Gir Depan

Cara Geser Gir Depan - Cara geser gir depan lebih keluar ini hanya dapat dilakukan apabila gir terdapat drat ulir. Apabila gir bawaan tidak terdapat tempat baut, ya harus dibuatkan terlebih dahulu. Fungsi menggeser gir depan lebih keluar ini biasa dipakai apabila motor menggunakan ban tapak lebar. Jadi agar rantai tidak bersentuhan dengan ban.
adaptor gir depan
Bagaimana caranya silahkan disimak. Pertama menyiapkan gir bekas dan dibubut melingkar bagian luarnya. Mata gigi dibuang agar nantinya bisa digunakan sebagai lintasan rantai. Lalu pemasangan sendiri seperti biasa, adaptor dari gir bekas dipasang, pasang klip pengunci gir, masukkan gir yang akan digunakan, kunci dengan baut seperti biasa. Cara ini terbukti kuat dan awet tanpa khawatir gir lepas. Tentu kekencangan baut harus dicek suingguh-sungguh.
pemasangan gir depan tergeser keluar