Sabtu, 09 Mei 2015

Head/Kop Belimbing YZ 125

Head/Kop Belimbing YZ 125 - Pada posting ini saya sedikit memberikan informasi mengenai head/kop belimbing milik YZ 125. Tentu desain berbeda dengan head/kop belimbing milik DT. Berikut detail yang saya ambil dari internet.
head/kop YZ 125
  • Head jenis ini milik Yamaha YZ berpendingin udara (hingga tahun 1980), yang artinya bisa berkapasitas 100cc, 125cc atau 250cc.
  • Bentuknya mengadopsi bentuk head motorcross merk Eropa, seperti Bultaco atau Sachs.
  • Yamaha juga menerapkan head jenis ini untuk mesin gokart kompetisinya.
  • Untuk Jenis YZ125, headnya berdiameter 55mm (keluaran 76 – 78) dan 56 (keluaran 79-80)
  • YZ125 keluaran 79 memiliki kode mesin 2X3, sedangkan yang tahun 78 kode mesinnya 1W1
  • Untuk digunakan di RXZ, RZR, RXS, RXK atau RX-King letak bautnya tidak masalah (keluaran 78-80).
  • Diameter squish tetap harus disesuaikan untuk RX-King. Untuk RXZ/RZR apabila menggunakan head keluaran tahun 1979 tidak perlu merubah squish.
  • Ada dua model squish untuk head ini. yang tahun 1978 ke bawah letak busi agak ke belakang, yang tahun 1979 letak businya tepat di tengah.
  • Berita dari pedagang spare part di Indonesia yang menyebutkan head ini milik YZ125 keluaran 1987 tidak benar. Sebab YZ125 keluaran 1987 sudah berpendingin air (radiator).

Head/Kop Belimbing RX King Milik Yamaha DT

Head/Kop Belimbing RX King Milik Yamaha DT - Sudah saya ketahui bahwa asal usul head/kop belimbing yang dipakai di RX King bukanlah murni milik SE YZ125, tetapi ada yang merupakan family DT. Kecurigaan bermula karena saya mengetahui pasti varian YZ baru menggunakan pendingin cairan (radiator) dan tusuk tanam berjumlah 5 dan 6. Yamaha DT sendiri ada 2 jenis, yaitu berpendingin udara dan berpendingin cairan. Head/kop belimbing yang sering digunakan di Yamaha RX King adalah versi DT125 dan DT175. Silahkan dibenahi pemikiran kita tentang head belimbing YZ 125 dan DT. Jangan salah kaprah. Salam nguook.
head belimbing
Yamaha DT 125, DT 175
head orisinil YZ 125
silinder YZ 85
silinder YZ 125
silinder YZ 250
silinder DT

Kamis, 07 Mei 2015

Noken As Modif Berisik, Mengapa?

Noken As Modif Berisik, Mengapa? - Sesuai judul posting kali ini, saya akan membahas alasan setelah membuat noken as modifikasi (bubut/papas) timbul suara berisik. Yang diperlukan adalah alat modif noken as yang memiliki catok seperti mesin bubut yang dapat disetel hingga noken as center, dial gauge, magnetic base, dan teknisi alat yang ahli mengoperasikan alat bubut maupun alat ukur. Mengapa noken as harus center terlebih dahulu? Karena kita memerlukan bulatan sempurna pada bagian base circle. Sebelum lanjut ke bahasan lainnya, terlebih dahulu pelajari lah bagian-bagian noken as.
nama bagian pada noken as
Mengapa berisik setelah modifikasi noken as? Alasan nya adalah :
  1. Base Circle tidak membulat. Pada titik TOP, jarum dial masih disetel nol. Tetapi setelah noken as diputar, jarum menjadi kurang dari nol akibat adanya bagian yang lebih kecil dibanding diameter di posisi TOP. Jadi walaupun celah klep sudah disetel rapat, suara berisik pasti terjadi. Limit naik atau pun turun jarum dial dari nol adalah 0.05 mm saja.
  2. Ramp dan Timing Point terdapat ketidakrataan. Apabila diukur dengan dial gauge, jarum tidak bergerak naik saja, melainkan naik turun dan naik lagi. Hal ini terjadi pada saat memodifikasi noken as secara tidak teliti. Jadi, meski telah menggunakan alat sekalipun masih saja bagian ramp tidak rata. Apalagi tidak menggunakan alat (menggunakan gerinda dan dipegang tangan)
  3. Celah Klep belum disetel dengan baik. Setelah noken as dikurangi diameter nya, tentu setelan sebelumnya tidak dapat dipakai karena jarak celah pasti melebar. Tentu diperlukan penyetelan ulang sesuai dengan hasil dial noken as costum.
  4. Klep menyentuh piston akibat lift yang tinggi. Piston harus diberi coakan klep lebih dalam agar klep tidak menyentuh piston. Apabila jarak sentuh terlalu banyak, klep biasa nya bengkok bahkan patah.
  5. Lift saat overlap terlalu banyak. Mengatasi nya adalah mengubah sudut klep IN dan EX atau mengurangi lift overlap noken as.
Berikut video dial noken as Mio. Terlihat base circle tetap nol walau di derajat manapun hingga ramp juga naik dengan tenang.

Contoh Proses Dial Noken As/Camshaft

Contoh Proses Dial Noken As/Camshaft - Dalam proses modifikasi noken as, kita perlu mengetahui profil dari noken as yang dikerjakan, maupun noken as yang sudah ada. Noken as Mio saya rekam saat proses dial. Teknik pengambilan secara Seat to Seat, yaitu celah klep 0.08 mm dan terpasang pada alat (bukan di mesin motor). Sebagai contoh berikut video yang saya buat secara sederhana karena keterbatasan. Klik di sini atau lihat video di bawah ini.

Selasa, 05 Mei 2015

Perbandingan Piston Suzuki Satria FU dan Kawasaki Boss 175

Perbandingan Piston Suzuki Satria FU dan Kawasaki Boss 175 - Banyak Satria FU yang bore up menggunakan piston dari Kawasaki Boss 175. Alasannya adalah pen sudah sama 16 mm, diameter Boss lebih besar daripada Satria FU, piston memiliki dimensi yang kecil, piston lebih mendem 2 mm daripada standar sehingga bisa stroke up. Diameter piston Satria FU standar adalah 62 mm dan diameter piston Boss 175 standar adalah 65 mm. Berikut detail perbedaan kedua piston tersebut.
detail piston FU dan Boss

Daftar Diameter Luar Boring Standar

Daftar Diameter Luar Boring Standar - Untuk menentukan piston bore up maksimal, kita harus tahu terlebih dahulu diameter luar liner alias boring. Cara mengetahui nya adalah mengukur diameter luar boring menggunakan jangka sorong. Berikut merupakan data diameter luar boring motor standar ala kaskuser.
  • Crypton : 59,15 mm, panjang 91 mm
  • RX King : 65 mm, panjang 122 mm
  • Scorpio : 80.1 mm, panjang 103 mm
  • Shogun : 60,5 mm, panjang 92,5 mm
  • Satria FU : 71 mm, panjang 98 mm
  • Supra : 54,5, panjang 98 mm
  • Kharisma : 58,1, panjang 105 mm
  • CB100 : 59,15 mm, panjang 94 mm
  • GL MAX : 63 mm, panjang 96 mm
  • Tiger : 69.5 mm, panjang 104 mm
  • Kaze : 62,15 mm, panjang 99 mm
  • Binter Mercy : 72.15 mm, panjang 110 mm
Rumus diameter maksimal piston bore up yang aman untuk harian adalah diameter luar boring dikurangi 4 mm. Sedangkan untuk keperluan balap yang relatif sebentar bisa diameter luar boring dikurangi 2 mm.

Sebagai contoh motor Supra sering bore up piston Kaze 53 mm. Apa alasan saya selalu memaksa ganti boring dan perbesar crankcase? Alasannya karena boring standar hanya sanggup piston os 50 saja alias 50.5 mm. Yang terjadi apabila memaksa boring standar dikolter hingga 53 mm ya rawan pecah boring nya.
boring motor

Rabu, 29 April 2015

Tips Meringankan Kopling Stut F1ZR

Tips Meringankan Kopling Stut F1ZR - Bawaan stut kopling F1ZR tergolong pendek dan berat. Apabila dianalisa berdasarkan prinsip tuas, maka paha kopling harus dibuat lebih panjang agar tarikan handle kopling menjadi ringan. Cara membuat paha kopling lebih panjang adalah dengan memotong paha kopling. Tetapi tidak hanya dipotong, tetapi ditambahkan plat besi sepanjang 1 - 1.5 cm dan disambung kembali dengan las. Efeknya tarikan handle kopling menjadi ringan namun lebih jauh daripada sebelumnya. Tali kopling menerima beban lebih kecil sehingga lebih awet.
paha kopling dipanjangkan

Minggu, 26 April 2015

Pemasangan Blok Jupiter Z di Crypton/Vega

Pemasangan Blok Jupiter Z di Crypton/Vega - Blok standar generasi 110 cc Jupiter Z, ataupun Vega R New, lebih panjang 2 mm dibanding bawaan generasi 102 cc Crypton, Vega, dan Jupiter. Diameter piston 102 cc adalah 49 mm sedangkan 110 cc adalah 51 mm. Untuk lubang tusuk baut sama sama antara kedua varian ini, termasuk diameter boring/liner nya juga sama. Gasket alias paking juga dapat saling tukar. Perbedaannya ada pada arah sirip heatsink. Pada generasi 102 cc sirip dari depan ke belakang, sedangkan generasi 110 cc sirip dari kiri ke kanan.
blok 4ST (kiri), blok 5TP (kanan)
Kembali ke masalah pemasangan. Apabila akan menukar blok, rantai kamprat wajib mengikuti perbedaan panjang blok. Untuk Crypton dkk dapat menggunakan rantai yang sudah aus (mulur) dengan lidah tensioner milik Jupiter Z, atau sekaligus gigi timing dan rantai kupu Jupiter Z. Begitu pula sebaliknya, Jupiter Z menggunakan blok Crypton harus menggunakan gigi timing dan rantai Jupiter. Piston sendiri mengikuti ubahan blok.

Blok Jupiter Z Bore Up Piston Scorpio

Blok Jupiter Z Bore Up Piston Scorpio - Bore up pada blok mesin Jupiter Z sanggup mencapai piston 70 mm (standar Scorpio). Itupun masih jauh dari tusuk baut. Boring dapat memakai bahan tebal dan aman dari panas. Yang menjadi masalah nantinya adalah lintasan rantai kamprat karena blok perlu dicor ulang agar blok lebih kuat menahan beban boring/liner yang terlampau lebar. Berikut foto blok Jupiter Z bore up piston 70 mm Scorpio.
blok Jupiter Z bore up piston Scorpio

Korek Suzuki Skywave 140 cc

1. Piston Suzuki Thunder 125 standar
Piston dapat menggunakan milik Thunder 125 dengan diameter 57 mm. Pin piston sama 14 mm. Kapasitas mesin melonjak menjadi 140.9 cc.
piston Thunder 125
2. Noken as costum
Noken as dapat dicostum dengan durasi 280 derajat. Artinya power dan torsi mesin akan sering keluar di rpm yang lebih tinggi daripada standar. Tentunya speed motor akan bertambah.
noken as Skywave racing
3. Jetting spuyer karburator
Pilot jet menggunakan 17.5 dan main jet bisa menggunakan 135. Angin-angin karburator juga disetel ulang.
karburator Skywave 125
4. Klep 28/24 mm
Piston yang sudah besar dapat diimbangi dengan diameter payung klep yang lebih besar. Per klep ambil Smash orisinil agar tidak terjadi floating.
kubah Skywave 125
5. CDI BRT Hyperband
Otak pengapian dapat menggunakan produk BRT agar pengapian lebih optimal dah power mesin tidak tertahan.
cdi BRT
6. Bobok knalpot standar
Untuk mengimbangi pemasukan yang lebih banyak, pembuangan harus dibuat lebih lepas. Modif knalpot standar di buang sekat nya atau sekalian ganti knalpot.
knalpot Skywave
7. CVT
Untuk kemiringan sliding shave bisa dibubut menjadi 14 derajat dan kerok rumah roller agar roller lebih mengembang ke luar.
cvt Skywave 125

Senin, 20 April 2015

Jenis/Bentuk Ruang Bakar

Jenis/Bentuk Ruang Bakar - Ruang pembakaran mesin bermacam-macam bentuk nya. Fungsi nya berbeda-beda dan menyesuaikan kegunaan mesin tersebut. Berikut klasifikasi dari jenis/bentuk ruang bakar motor bensin.
ruang bakar motor
a. Ruang bakar model Setengah Bulat (Hemispherical Combustion Chamber)
Mempunyai efisiensi panas yang tinggi dibanding model lain karena permukaannya yang kecil sehingga panas yang terbuang sedikit. Efisiensi pemasukan dan pembuangan lebih sempurna. Namun memiliki konstruksi mekanisme katup yang agak rumit dan kurang cocok untuk mesin putaran rendah.
kubah hemispherical
b. Ruang bakar Model Baji ( Wedge type combustion chamber)
Type ini juga memiliki efisiensi panas yang baik seperti type setengah bulat. Konstruksi mekanisme katup lebih sederhana dibanding type setengah bulat. Kelemahannya adalah tekanan pembakaran pada piston kurang merata.
kubah baji
c. Ruang bakar model Bak Mandi ( Bathtup type combustion chamber)
Model ini konstruksi nya paling sederhana dibanding jenis lain, namun memiliki kelemahan efisiensi pemasukan dan pembuangan. Kelebihannya adalah cocok untuk mesin putaran tinggi yang proses pembilasan nya harus cepat.
kubah bak mandi
d. Ruang Bakar Model Pent Roof
Pada jenis ini, terdapat lebih dari 2 katup disetiap silinder. di sebut model pent-roof karena membentuk sebuah sudut. Bila dihubungkan ke titik pusat akan menyerupai atap bangunan. Model ini selain memberikan efek semburan yang lebih baik dan lebih cepat terbakar juga penempatan businya ditengah tengah ruang bakar.
kubah atap

Minggu, 19 April 2015

Cara Membaca Kode Bearing/Laher

Cara Membaca Kode Bearing/Laher - Bearing, atau sering disebut laher, merupakan komponen yang sering dipakai pada komponen yang berputar. Bearing ada bermacam-macam, mulai dari bantalan bola ( ball bearing), bantalan jarum (needle bearng), bantalan gesek, dan lain sebagainya.
bearing bola
berikut merupakan sedikit tentang pembacaan kode pada bearing utamanya pada ball bearing yang mungkin lebih sering kita jumpai pada kendaraan kita sehari-hari.

Coba saya beri contoh mengenai pengkodean bearing ( biasanya kode beairing terbaca di lingkaran bearing ) sebagai berikut :
  • Kode bearing (bantalan) = 6203ZZ
Kode bearing di atas terdiri dari beberapa komponen yang dapat dibagi-bagi antara lain:
  • 6 = Kode pertama melambangkan Tipe /jenis bearing
  • 2 = Kode kedua melambangkan seri bearing
  • 03 =Kode ketiga dan keempat melambangkan diameter bore (lubang dalam bearing)
  • ZZ = Kode yang terakhir melambangkan jenis bahan penutup bearing
a. Kode Pertama (Jenis Bearing)
Dalam kode bearing 6203ZZ seperti contoh di atas, kode pertama adalah angka 6 yang menyatakan bahwa tipe bearing tersebut adalah Single-Row Deep Groove Ball Bearing ( bantalan peluru beralur satu larik).
tipe bearing
Perlu diingat bahwa kode di atas untuk menyatakan pengkodean bearing dalam satuan metric jika anda mendapatkan kode bearing seperti ini = R8-2RS, maka kode pertama (R) yang menandakan bahwa bearing tersebut merupakan bearing berkode satuan inchi.

b. Kode kedua (Seri bearing)
Kalau kode pertama adalah angka maka bearing tersebut adalah bearing metric seperti contoh di atas (6203ZZ), maka kode kedua menyatakan seri bearing untuk menyatakan ketahanan dari bearing tersebut. Seri penomoran adalah mulai dari ketahan paling ringan sampai paling berat.
  • 8 = Extra thin section
  • 9 = Very thin section
  • 0 = Extra light
  • 1 = Extra light thrust
  • 2 = Light
  • 3 = Medium
  • 4 = Heavy
Kalau Kode pertama adalah Huruf, maka bearing tersebut adalah bearing Inchi seperti contoh (R8-2RS ) maka kode kedua (angka 8) menyatakan besar diameter dalam bearing di bagi 1/16 inchi atau = 8/16 Inchi.

c. Kode ketiga dan keempat (diameter dalam bearing)
Untuk kode 0 sampai dengan 3, maka diameter bore bearing adalah sebagai berikut :
  • 00 = diameter dalam 10mm
  • 01= diameter dalam 12mm
  • 02= diameter dalam 15mm
  • 03= diameter dalam 17mm
selain kode nomor 0 sampai 3, misalnya 4, 5 dan seterusnya maka diameter bore bearing dikalikan dengan angka 5 misal 04 maka diameter bore bearing = 20 mm

d. Kode yang terakhir (jenis bahan penutup bearing)
Kode terakhir ini menyatakan tipe jenis penutup bearing ataupun bahan bearing. seperti berikut :
  • Z Single shielded ( bearing ditutuipi plat tunggal)
  • ZZ Double shielded ( bearing ditutupi plat ganda )
  • RS Single sealed ( bearing ditutupi seal karet)
  • 2RS Double sealed (bearing ditutupi seal karet ganda )
  • V Single non-contact seal
  • VV Double non-contact seal
  • DDU Double contact seals
  • NR Snap ring and groove
  • M Brass cage
maka bearing 6203ZZ menyatakan bearing dengan tipe ditutupi plat ganda.