|
pengecekan ban |
Ban memang akhirnya habis komponnya. Tapi bila, belum waktunya sudah minta ganti itu sama dengan ada kesalahan perlakukan nya. Ban yang awet sih bisa dua tahun atau sekitar 30.000 km penggunaannya . Tetapi kurang dari ini sudah botak, berarti cara merawat dan perlakuan nya salah. Demikian detail nya.
Tekanan angin
Jika tekanan angin kurang, permukaan tapak ban yang bersentuhan dengan aspal lebih banyak. Akibatnya, kontak antara ban dan aspal juga banyak dan otomatisgesakan lebih besar. Ujungnya kompon ban banyak terkikis aus. Ban kempes juga akan membebani mesin, bahan bakar boros. Tekanan angin standar dengan beban rata-rata adalah depan 28 – 30 psi dan belakang 30 – 32 psi.
Kelebihan beban
Pada dinding ban tertulis beban maksimum yang boleh diterima oleh si karet. Beban berlebaihan bikin gesekan antara ban dan permukaan aspal akan lebih besar. Bila motor memang dibeli tujuannya untuk angkutan berat, sebaiknya sejak awal pilih ban dengan load index yang lebih.
Gaya mengemudi ugal-ugalan
Gaya mengemudi yang suka kamu juga salah satu sebab ban cepat habis. Apalagi bila sering mengerem yang muncul bunyi yang lama. Dipastikan ban akan tidak rata ausnya. Termasuk di dalamnya gas-rem-gas-rem dengan ektrem. Habis itu gas full dengan akselerasi yang yahud. Itu sama dengan aksi 3 bulan. Maksudnya, ban yang seharusnya bisa tiga tahun, dengan carta ini hanya 3 bulan.
Jenis kompon ban
Ban harian diolah dari pabriknya pakai kompon reguler yang lebih keras dibanding ban balap yang menggunakan kompon lunak. Tak sedikit pengendara motor yang memilih ban balap untuk digunakan sehari-hari. Tentu saja enak, tapi risikonya cepat ganti.
Suspensi Rusak
Bila suspensi rusak atau sokbreker tidak aktif, ban juga jadi benjol-benjol. Keausannya tidak rata lantaran tekanan suspensi pada aspal tidak rata. Makanya, bila ada ban yang tidak rata ausnya, dipastikan dari kinerja suspensi.