Rem adalah salah satu piranti keamanan motor yang fungsinya adalah untuk mengurangi kecepatan atau untuk menghentikan putaran roda. Bisa disimpulkan bahwa keberadaannya sangat penting untuk menjaga keamanan pengendara dan pengguna jalan lainnya.
Yang menjadi satu fenomena kini, dengan banyak beredarnya ragam part variasi rem khususnya cakram yang banyak menawarkan ragam produk piringan cakram dengan berbagai model serta diameter, banyak diantara kita yang kini salah kaprah mengartikan aplikasi serta kegunaannya.
Sebagai salah satu contoh adalah aplikasi rem belakang cakram. Memang saat ini sudah jadi satu pakem paten jika motor modifikasi harus juga mengusung trend cakram belakang. Namun hal ini terkadang malah jadi satu boomerang jika kita memasang piringan cakram tanpa mengerti terlebih dahulu teori serta dasar-dasar aplikasinya.
Bayangkan jika rem belakang disetting sangat pakem, tentunya nggak menutup kemungkinan jika motor riskan kehilangan traksi atau melintir karena ban belakang akan mengunci dengan sontak disebabkan rem belakang yang terlalu pakem, so berbahaya sekali bukan.
Jadi, seharusnya rem depan justru harus lebih pakem dibanding rem belakang karena kalo secara logika, saat harus dilakukan pengereman, beban keseluruhan pada motor otomatis akan berpindah ke depan sehingga rem depan akan bekerja lebih berat. Makanya sebagian besar motor keluaran pabrik kini memprioritaskan aplikasi rem cakram di bagian depan, bukan belakang.
Nah jika memang kini sudah banyak produk motor anyar yang mengusung piranti cakram belakang, pastinya oleh pihak pabrik sudah diperhitungkan dengan matang baik kemampuan pengeremannya maupun konstruksinya. “Bisa dilihat semua kalo diameter cakram belakangnya selalu lebih kecil dibanding cakram depan.
Nah kesalahan yang terjadi, kini banyak tuh motor modifikasi yang diaplikasi buat harian malah ditancapi piringan cakram belakang super lebar. Wuihh..nggak kebayang deh bahaya di balik penampakan gagahnya.
Bahaya sewaktu-waktu siap menjemput ketika pengendara motor berada dalam keadaan darurat atau tegang reaksi otot bekerja lebih cepat dan keras sehingga pengendara cenderung menginjak rem belakang lebih keras, ujung-ujungnya pengereman ini membuat roda belakang terkunci dan akhirnya motor akan selip.
Pada kasus di atas, bisa kita simpulkan bahwa perbandingan panjang daerah bidang pengereman (besarnya keliling lingkar) antara piringan cakram kecil dan piringan cakram besar tentunya jauh lebih besar kala kita menggunakan piringan cakram lebar alias berdiameter lebar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar